KEDIRI (Lenteratoday)-Berbeda dengan KPU kota/kabupaten lainnya, KPU Kabupaten Kediri melarang awak media melakukan peliputan proses penyortiran dan pelipatan kertas suara, Jumat (5/1/2024). Wartawan yang sudah telanjur datang pun tidak bisa melakukan tugas jurnalistiknya.
Pelarangan itu disampaikan langsung Ketua KPU Kabupaten Kediri Ninik Sumarni. Alasannya yang boleh masuk ke gudang hanya yang berkepentingan. Sementara awak media yang malakukan peliputan dianggap tidak berkepentingan.
“Jadi yang boleh masuk ke gudang adalah orang yang berkepentingan misalnya petugas-petugas yang sudah direkrut untuk melakukan penyortiran, sudah ada 200 petugas kami yang sudah dibrefing mulai dari pukul 08.00,” ujar Ninik Sumarni.
Ninik juga menjawab dengan ketus, saat salah satu media menanyakan kenala KPU Kota diperbolehkan mengambil gambar sedangkan KPU Kabupayan tidak? "Ya ke KPU Kota saja!" jawabnya.
Sikap yang tidak kooperatif Ninik Sumarni mengundang protes para awak media. Bahkan para awak media melontarkan ancaman untuk memboikot pemberitaan aktivitas KPU Kabupaten Kediri
“Para jurnalis ini bertugas untuk menyampaikan kegiatan di KPU Kabupaten Kediri kepada masyarakat. Kok dibilang tidak berkepentingan, masyarakat berhak tau kegiatan ini. Kalau perli kita akan boikot pemberitaan kegiatan KPU Kabupaten Kediri,” ujar Danang Sumirat, jurnalis senior Kota Kediri.
Usai mendapat protes, akhirnya Ninik Sumarni yang mengaku telah berkoordinasi dengan KPU Jatim mengizinkan awak media meliput dengan cara bergiliran. Per 5 awak media boleh masuk dengan persyaratan menunjukkan kartu pers media masing-masing.
“Lambat, kita sudah pulang semua. Masa institusi yang sama dengan pekerjaan juga sama, kebijakan peliputan berbeda. Ini aneh, dan pelarangan ini berlebihan,” ujar Romi, Ketua IJTI Korda Kediri.
Reporter: Gatot Sunarko/Editor: widyawati
.jpg)
