07 April 2025

Get In Touch

Dinkes Kota Malang Gelar Sub Pekan Imunisasi Polio, Sasar 93.187 Anak Usia 0-7 Tahun

Ilustrasi pelaksanaan Imunisasi Polio (Istimewa)
Ilustrasi pelaksanaan Imunisasi Polio (Istimewa)

MALANG (Lenteratoday) -Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menggelar Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, pada anak-anak usia 0-7 tahun. Tindakan ini sebagai langkah preventif mengingat adanya temuan kasus polio di beberapa wilayah Indonesia yang cukup menghkhawatirkan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang memastikan Sub PIN Polio akan dilaksanakan dalam dua tahap, pertama pada 15-21 Januari 2024 dan yang kedua pada 19-24 Februari 2024 mendatang. Jumlah sasaran mencapai 93.187 anak dan kebutuhan vial vaksin sebanyak 4.398.

"Polio harus eradikasi, tidak boleh ada (kasus) di Kota Malang. Kita bisa upayakan bersama dengan melaksanakan imunisasi. Dengan demikian kita harus dukung agar bisa menyukseskan gerakan yang menyasar anak hingga usia 7 tahun ini,” ujar Sekretaris Dinkes Kota Malang, Umar Usman, saat dikonfirmasi pada Rabu (10/1/2023).

Dalam hal ini, Umar juga mengatakan bahwa Dinkes Kota Malang telah melakukan koordinasi pelaksanaan Sub PIN Polio pada Selasa (9/1/2024) kemarin, yang diharapkan dapat memotivasi seluruh pihak untuk turut serta aktif dalam mensukseskan kegiatan Sub PIN ini.

"Kita harus bergandeng tangan. Tanpa kerja sama, kegiatan tidak akan terlaksana dengan baik. Hambatan terbesar adalah perhatian dari komunitas atau masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan imunisasi,” terangnya.

Umar menyampaikan, seluruh masyarakat dapat mendapatkan vaksin polio yang tersedia secara gratis di berbagai tempat pelayanan kesehatan. Seperti puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, lembaga pendidikan, serta pos imunisasi lain yang bekerja di bawah koordinasi puskesmas Dinkes Kota Malang.

Terpisah, Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, berharap agar kegiatan Sub PIN Polio nantinya akan berhasil memutus penyebaran virus polio di Kota Malang. Wahyu juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung program imunisasi ini, khususnya bagi orang tua yang memiliki anak dalam rentang usia yang disasar.

Pada 5 Januari 2024 lalu, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, telah mencatat temuan tiga penyakit kasus lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP) yang disebabkan oleh Virus Polio Tipe Dua. Dua kasus ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember 2023 lalu. Sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada 4 Januari 2024.

Direktur Jenderal P2P Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu, mengungkapkan terdapat beberapa faktor risiko penularan Virus Polio, termasuk rendahnya cakupan Imunisasi Polio, kebersihan lingkungan yang kurang baik, serta perilaku hidup yang tidak higienis, seperti buang air besar (BAB) sembarangan di sumber air. l

Menurutnya, ketika virus Polio masuk ke dalam tubuh anak yang belum diimunisasi atau imunisasinya belum lengkap, virus tersebut dapat berkembang biak di saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak, menyebabkan kelumpuhan.

Kemenkes RI mendorong peran aktif masyarakat dalam menangani penyebaran Virus Polio. Upaya ini termasuk memastikan anak-anak mendapatkan imunisasi sesuai jadwal yang telah ditentukan guna melindungi mereka dari risiko polio.

Untuk daerah tertentu, terutama di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), diperlukan imunisasi tambahan dengan 2 dosis polio tetes pada kegiatan Sub PIN yang akan dimulai pada 15 Januari 2024 mendatang.

Reporter: Santi Wahyu|Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.