
Kepada karyawannya CEO Facebook mengatakan, bahwa perusahaantidak akan mengubah caranya dalam menangani hate speech meskipunlebih dari 500 pengiklan memboikot Facebook bulan ini.
"Kami tidak akan mengubah kebijakan atau pendekatan kami pada apa pun karena ancaman terhadap persen kecil dari pendapatan kami, atau persen dari pendapatan kami," kata Zuckerberg pada pertemuan virtual minggu lalu, menurut laporan The Information.
"Dugaan saya adalah bahwa semua pengiklan ini akan segera kembali ke platform," katanya, dikutip dari Business Insider di Jakarta, Kamis malam (2/7/2020).
Mark Zuckerberg menambahkan bahwa boikot itu adalahreputasi dan masalah mitra daripada masalah keuangan karena sebagian besarpendapatan Facebook datang dari usaha kecil vs merek besar.
Nilai pasar Facebook telah menghilang 60 miliar dolar Amerika dalam dua hari lantaran merek-merek besar melakukan pemboikotan. Namun, sebagian besar sahamnya telah pulih sejak saat itu.
Awal bulan ini, kelompok-kelompok hak-hak sipil termasuk NAACP, Liga Anti-Pencemaran Nama Baik, dan Warna Perubahan menyerukan pengiklan untuk memboikot Facebook.
Apalagi setelah Mark Zuckerberg tidak bertindak padaposting kontroversial oleh Presiden Donald Trump yang menyarankankekerasan terhadap orang-orang yang memprotes kebrutalan polisi dan rasismesistemik.
Sejak kampanye diluncurkan, lebih dari 500 perusahaan, termasukmerek-merek besar seperti Coca-Cola, Ford, Starbucks, Verizon, Adidas, danUnilever, telah menarik iklan dari platform media sosial.
Ketika boikot semakin ramai, Facebook mengatakan akan melampirkan labelpada postingan dari politisi yang melanggar kebijakan pidato kebenciannya danmemperketat aturannya untuk pengiklan.
Zuckerberg pun akhirnya setuju untuk bertemu dengan para pemimpin NAACP,Color of Change, dan Anti-Defamation League, kata juru bicara ADL Todd Gutnickkepada BusinessInsider.
Namun, komentar Zuckerberg menunjukkan bahwa ia mungkin telah mengambilkeputusan dengan menjadikan boikot tersebut mungkin sebagai boomerang (Ist).