Didukung Dr Andani, Pemkot Surabaya Kembangkan Laboratorium Dengan Kapasitas 4000 Sampel Perhari

Surabaya- Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit InfeksiFakultas Kedokteran, Universitas Andalas (Unand), Kota Padang, Sumatera Barat(Sumbar), Dr dr Andani Eka Putra menyatakan siap mendukung Pemerintah Kota(Pemkot) Surabaya dalam upaya percepatan penanganan Covid-19. Salah satunyaadalah rencana peningkatan kapasitas pengujian di Laboratorium Kesehatan Daerah(Labkesda) Surabaya.
“Salah satu solusi yang kita rancang adalah LabkesdaSurabaya itu kita aktifkan, kita aktifkan dengan target se-optimal mungkin.Paling tidak pada akhir bulan Agustus itu Labkesda Surabaya itu bisa sampai4000 sampel per hari,” kata Dr. dr. Andani, usai melakukan pertemuan denganWali Kota Surabaya Tri Rismaharini di rumah dinas wali kota, Jalan Sedap MalamSurabaya, Sabtu (18/07/2020).
Namun demikian, Dr. dr. Andani menyebut, jika nantinyajumlah pemeriksaan di Labkesda meningkat, otomatis angka positif juga banyak.Tapi hal itu tak menjadi masalah. Sebab, orang-orang yang ditemukan melaluimasifnya rapid test dan swab yang dilakukan itu adalah mereka dengan potensisebagai penular.
“Tidak usah takut dengan jumlah positivity rate yang banyak,nanti sembuhnya juga cepat. Orang-orang tanpa gejala itu akan sembuh dalam 14hari. Dengan cara seperti itu, maka angka kematian juga turun otomatis, danpenyebaran di masyarakat juga bisa dikurangi,” papar dia.
Nah, salah satu tujuan Dr. dr. Andani datang ke Surabaya iniadalah untuk menginventarisir apa saja kebutuhan untuk pengembangan labpengujian Covid-19 di Surabaya. Termasuk pula pengembangan kapasitas, alursistem kerja, hingga kebutuhan tenaga SDM (Sumber Daya Manusia) yang mumpuni.“Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sudah menyatakan bahwaapapun kebutuhan Jatim, Labkesda Surabaya, BNPB akan berusaha untuk memenuhi,”terangnya.
Sembari menunggu pengembangan kapasitas pengujian diLabkesda, Dr. dr. Andani menyebut, untuk sementara waktu sampel di Surabayaakan dikirim ke Lab di Unand, Kota Padang, Sumatera Barat. “Untuk sampel (diSurabaya) itu, sementara akan dikirim ke Padang untuk pemeriksaan. Kapasitas disana besar, bisa mengerjakan 3000 per hari,” ungkap dia.
Meski demikian, pihaknya menyatakan, bahwa Labkesda Surabayaitu sudah mumpuni dalam proses pengujian, meski masih perlu dilakukan pengembangan.Karena, pengembangan lab tidak cukup hanya peralatan. Makanya pihaknyamenyatakan siap mendukung Pemkot Surabaya dalam menyiapkan peralatan, SDM,sistem kerja, hingga alur proses pemeriksaan di Labkesda.
“Termasuk tenaga laporannya kita siapkan juga karena itumenentukan juga, tadi saya sampaikan mungkin butuh 60 -70 orang, harus kitalatih dulu semuanya. Secara manajerial akan dipandu oleh lab yang ada di(Unand) Sumatera Barat,” jelas dia.
Dr. dr. Andani menargetkan, di awal bulan Agustus 2020nanti, Labkesda Surabaya sudah siap untuk beroperasional. Bahkan, di akhirbulan Agustus 2020, kapasitas Labkesda Surabaya ditargetkan mampu mengerjakan3000 - 4000 sampel dalam satu hari. “Ini tergantung juga dengan sampel yangmasuk,” ujar dia.
Namun begitu, dia menilai, bahwa tingginya angka positivityrate di Surabaya merupakan hal yang bagus. Sebab, makin tinggi angka positivityrate maka semakin banyak pula ditemukan orang-orang dengan potensi penularan.Hal ini berbanding terbalik jika angka positivity rate suatu daerah itu sedikitdikhawatirkan ada orang dengan potensi penular yang tidak terdeteksi.
“Penemuan banyak kasus orang-orang tanpa gejala itumerupakan prestasi yang bagus, bukan suatu hal yang jelek. Ini yang harusdiinformasikan ke semua orang. Coba bayangkan misal 100 orang itu tidakterdeteksi oleh kita, bukannya malah itu makin berbahaya,” paparnya.
Dr. dr. Andani menambahkan, dengan meningkatkan kapasitaspemeriksaan, maka orang-orang dengan potensi sebagai penular itu bisa segeradicegah dan ditangani. Sebab, prinsip pertama dalam pemeriksaan Covid-19 iniadalah bagaimana memutus rantai penularan.
“Kalau kita periksanya sedikit-sedikit ya sedikit-sedikitjuga (ditemukan) positifnya. Tapi yang menjadi kerugian kita adalah ini yangmenyebar terus tidak kita temukan kan bahaya. Jadi peningkatan positif ituadalah hal yang tidak perlu kita takutkan,” pungkasnya. (ist)