
SIDOARJO (Lenteratoday) - Bea Cukai Juanda memusnahkan barang-barang bernilai miliaran rupiah yang merupakan hasil penindakan impor. Barang tersebut tidak memenuhi ketentuan larangan dan/atau pembatasan.
Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Juanda Agung Wibowo mengatakan nilai barang diperkirakan mencapai Rp2,4 miliar dengan estimasi kerugian negara secara materiil sebesar Rp1,1 miliar. Barang tersebut merupakan hasil 773 penegahan sepanjang 2024.
“Penegahan berasal dari barang kiriman melalui penyelenggara pos di bawah pengawasan Bea Cukai Juanda serta barang bawaan penumpang yang melalui Bandara Internasional Juanda,” katanya, di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (27/8/2024).
Agung mengatakan barang-barang itu telah ditetapkan sebagai barang yang menjadi milik negara (BMMN), barang yang dinyatakan tidak dikuasai (BTD), dan barang dikuasai negara (BDN). Barang tersebut terdiri dari makanan, obat, suplemen, kosmetik, handphone, barang bekas, alat kesehatan, bibit, tanaman, senjata tajam dan barang lainnya.
Namun, sebagian besar barang BMMN berupa makanan, obat, kosmetik krim, vitamin dan suplemen yang tidak memenuhi ketentuan perizinan impor dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Kemudian ada barang berstatus BMMN tidak memenuhi ketentuan Lartas dari Kementerian/Lembaga (K/L) lainnya pada saat impor seperti handphone, pakaian dan barang bekas lainnya, alat suntik, lensa kontak, dan dental tools.
Ada juga surgical, bibit, tanaman, biji kurma, potongan gading, part of airsoftgun dan airgun, panah, pedang dan lain-lain, sampel tembakau dan rokok, sex toys dan majalah porno.
Selain itu, ada beberapa barang berstatus BDN dan BTD yang dimusnahkan seperti makanan basah dalam kondisi busuk yang tidak memenuhi ketentuan perizinan impor dari BPOM dan barang berstatus BTD, yaitu tanaman dalam kondisi busuk yang tidak memenuhi ketentuan perizinan karantina.
Agung menegaskan pemusnahan ini merupakan bentuk pertanggungjawaban Bea Cukai Juanda dalam menjalankan fungsi community protector dalam melindungi masyarakat dari barang ilegal dan berbahaya.
“Pemusnahan pun kami lakukan bekerja sama dengan perusahaan pengelolaan limbah PT Hijau Alam Nusantara (PT HAN) sebagai bentuk komitmen untuk mewujudkan kegiatan pemusnahan yang ramah lingkungan,” katanya pula. (*)
Sumber : Antara | Editor : Lutfiyu Handi