16 April 2025

Get In Touch

Benarkah MSG Sebabkan Berbagai Penyakit Jika Dikonsumsi? Ini Penjelasannya

Benarkah MSG Sebabkan Berbagai Penyakit Jika Dikonsumsi? Ini Penjelasannya

Surabaya – Monosodium Glutamat atau yang akrabdisebut MSG telah menjadi primadona sebagai penambah cita rasa masakan bagisejumlah masyarakat di Indonesia. Meski demikian, hingga kini MSG masih seringmendapat label negatif dan kerap disalahkan atas berbagai penyakit olehmasyarakat awam. Lantas benarkah MSG berbahaya bagi kesehatan?

Ahli gizi UniversitasAirlangga (UNAIR) Mahmud Aditya Rifqi, S.Gz, M.Si membantah hal itu. Mahmudmengatakan bahwa berdasar aturan WHO dan BPOM, MSG aman untuk dikonsumsi. “MengonsumsiMSG sewajarnya tidak menyebabkan bahaya bagi kesehatan. Sederhananya, menumasakan untuk porsi 3-5 orang bisa ditambahkan seperempat sendok the MSG,”ungkapnya dalam wawancara daring pada Jumat (17/7/2020).

Dosen FakultasKesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR itu menjelaskan, komponen MSG terdiri atasglutamat (asam amino protein), sodium, dan air. Glutamat sendiri sebenarnyaterbuat dari hasil fermentasi karbohidrat seperti jagung, tetes tebu, singkong,dan lainnya, lalu ditambah natrium yang dikristalkan.

Menariknya, tambahMahmud, glutamat sebenarnya juga terkandung di dalam tubuh dan bahan panganalami seperti sayuran, daging, kerang, kepiting, rumput laut, dan sebagainya.“Glutamat yang menghasilkan rasa gurih juga ada di makanan alami sehingga bisamenjadi pilihan kita dalam mengolah makanan,” tuturnya.

Berdasar UU tentangBahan Tambahan pangan (BTP) No 33, MSG tergolong dalam BTP yang diperbolehkanuntuk dikonsumsi. “MSG tergolong pada kelompok BTP sebagai penguat rasa (flavor enhancer),” ucapnya.

Sementara itu, berdasarPerka BPOM No 23 tahun 2013, senada dengan pernyataan dari Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) dan European Commission Scientific Committee onFood (EC/SCF), nilai Acceptable Daily Intake (ADI) pada MSG tidakdinyatakan (not spesific). Artinya MSG aman untuk dikonsumsi.

Mahmud melanjutkan,meski Food and Drug Administration(FDA) dan World Health Organization(WHO) memperbolehkan penggunaan MSG, kadar pemakaiannya tetap harus dibatasisesuai aturan. Selain itu, meski MSG mampu meningkatkan mutu pangan, rasa gurihyang dihasilkan MSG dapat menimbulkan rasa adiksi atau ketagihan. Sehingga halitu perlu menjadi perhatian. 

“Oleh karenasensivitas setiap orang berbeda-beda, ada beberapa orang yang alergi MSG. Padaorang-orang yang diketahui alergi ini, MSG perlu dihindari,” tandasnya.

Sebagai ahli gizi, Mahmud berpesan kepada masyarakat selalu memperhatikan jumlah konsumsi BTP. “Tidak ada larangan, namun harus arif dalam penggunaan,” pungkas dia menutup wawancara. (ist)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.