
SURABAYA (Lentera) -Rakyat Palestina menyatakan duka mendalamnya atas wafatnya Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus yang mereka sebut sebagai seorang teman sejati yang setia mendukung Palestina.
“Hari ini, Palestina kehilangan seorang teman setia bagi rakyat Palestina dan hak-hak mereka,” ucap Presiden Palestina Mahmoud Abbas, melalui pernyataan tertulis yang dipantau di laman X Perwakilan Palestina untuk PBB @Palestine_UN, Senin.
Palestina memandang Paus Fransiskus sebagai pembela teguh akan nilai-nilai perdamaian, cinta, dan keimanan di seluruh dunia.
Paus Fransiskus juga merupakan “seorang teman sejati bagi perdamaian dan keadilan”, demikian menurut pernyataan tersebut.
Pemimpin Gereja Katolik tersebut meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada Senin (21/5/2025) setelah mengalami sakit berkepanjangan. Sri Paus wafat di kediamannya pada 7:35 pagi waktu Vatikan, demikian menurut Kardinal Kevin Farrell, dilaporkan Vatican News.
Pada awal Februari 2025, Sri Paus dirawat di Rumah Sakit Gemelli setelah menderita bronkitis selama beberapa hari. Kondisi klinis pemimpin Gereja Katolik tersebut semakin memburuk, dan pada 18 Februari, Paus didiagnosis menderita pneumonia bilateral. Paus Fransiskus akhirnya pulang ke kediamannya setelah dirawat selama 38 hari.
Sementara itu, pada April 2024, Paus Fransiskus dilaporkan menyetujui pembaruan pada buku liturgi untuk prosesi pemakaman kepausan yang akan memandu Misa pengebumian Paus. Ia juga disebut menginstruksikan supaya prosesi pemakaman bagi dirinya disederhanakan.
Semasa hidupnya, sebagaimana dikutip Antara Paus Fransiskus merupakan salah satu tokoh yang sangat vokal menyuarakan dukungannya kepada Palestina. Ia dilaporkan terus mempertahankan komunikasi harian dengan Gereja Keluarga Kudus di Gaza yang menampung ratusan pengungsi Palestina di tengah rundungan agresi Israel.
Bahkan, dalam pernyataan berkat Urbi et Orbi terakhirnya di hadapan jemaat Katolik pada Minggu Paskah (20/4), Paus terus teringat pada situasi genting di Gaza. Kala itu, ia menyampaikan bahwa Tanah Suci masih “dinodai oleh konflik” dan menjadi lokasi “terjadinya kekerasan tak berujung”.
Sri Paus merasa amat prihatin terhadap warga Palestina di Gaza dan masyarakat Kristen di wilayah tersebut yang menderita akibat agresi Israel.
Paus Fransiskus juga menyerukan supaya “gencatan senjata segera terwujud di Jalur Gaza, semua sandera dibebaskan ... dan bantuan kemanusiaan bisa masuk.” (*)
Editor: Arifin BH