SURABAYA (Lentera) -Dua orang calon jemaah haji asal Kabupaten Bangkalan berangkat ke Tanah Suci menggunakan kursi roda.
Mereka adalah Mestiah bersama ibunya, Sawati, yang berangkat tanpa pendamping.
Mestiah mengaku, semula ia dan ibunya mendaftar saat kondisi keduanya masih sehat. Namun, lamanya waktu tunggu keberangkatan membuat kondisi fisik keduanya tidak lagi optimal. Apalagi, ibunya saat ini sudah lanjut usia.
"Kami menunggu sudah puluhan tahun, alhamdulillah bisa berangkat tahun ini," kata dia saat ditemui di Masjid Agung Bangkalan, Madura, sebelum diberangkatkan ke Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Meski tak bisa berjalan dan harus dibantu kursi roda, ia bersama ibunya mengaku amat bersemangat mengikuti ibadah haji tersebut.
Bahkan, Mestiah sampat tak berhenti mengeluarkan air mata saat menjelang keberangkatan.
"Alhamdulillah, apa pun kondisinya niat kami tetap ingin melaksanakan ibadah haji. Semoga kami diberikan kemudahan selama ibadah nanti," ungkap dia lagi.
Sementara itu, Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bangkalan, Arif Rochman, mengatakan kedua jemaah itu adalah warga Desa Jaddih, Kecamatan Socah.
"Pemerintah sudah menyediakan petugas pendamping khusus untuk menangani jemaah yang disabilitas," ujar dia, dikutip Kompas.
Ia meminta agar keluarga tak perlu khawatir jika ada anggota keluarga yang melaksanakan ibadah haji seorang diri dalam kondisi disabilitas.
"Tidak perlu khawatir karena sudah ada petugasnya nanti yang siap membantu," ungkap dia.
Diketahui, terdapat sebanyak 536 calon jemaah haji asal Bangkalan yang berangkat hari ini.
Mereka terbagi menjadi dua kelompok terbang (kloter) yakni 29 dan 30. Rombongan sudah diberangkatkan menuju Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Rencananya, hari Sabtu (10/5/2025) ini mereka akan langsung diberangkatkan ke Arab Saudi (*)
Editor: Arifin BH
