
Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terusberkomitmen dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak Surabaya. Untukmendukung hal tersebut, pemkot mensinergikan pendidikan dan ekonomi denganinvestasi swasta yang masuk ke Surabaya. Ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhansiswa mitra warga atau MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) yang bersekolahdi sekolah swasta namun masih kesulitan untuk memenuhi biaya pendidikan.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko)Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, bahwa untuk memenuhi kebutuhan siswa darikeluarga MBR yang bersekolah di sekolah swasta namun masih kesulitan memenuhibiaya pendidikan, maka pemkot melakukan kerjasama dengan pihak swasta.Tujuannya agar dapat menyalurkan CSR bidang pendidikan melalui pemberianbeasiswa bagi siswa MBR di jenjang SD dan SMP sampai mereka lulus sekolah.
"Kerjasama bidang pendidikan ini sudah dimulai tahun2020. Seperti yang kita lakukan sekarang, satu perusahaan itu memiliki limaanak asuh," kata Eri di kantornya, Selasa (25/8/2020)
Menurutnya, jika dalam satu perusahaan itu memiliki limaanak asuh, maka jika dikalikan dengan beberapa perusahaan yang ada di Surabayajumlahnya bisa ribuan. Ia pun mencontohkan, jika satu anak asuh itu membutuhkanbiaya sekolah dalam satu bulan Rp 200 ribu, maka lima anak asuh total Rp 1juta. Nah, jika dalam satu tahun dikalikan maka jumlahnya Rp 12 juta.
"Ketika kami sampaikan ke beberapa pengusaha,sebenarnya (kata mereka) nilai itu tidak terlalu besar. Dan yang membuat sayabangga betul dengan pengusaha Surabaya ketika saya menyampaikan itu, merekamenyatakan ini yang kami tunggu bagaimana bisa bermanfaat untuk wargaSurabaya," ujarnya.
Bahkan, kata Eri, pihak swasta juga menyatakan tak hanyasekadar ingin berinvestasi di Kota Surabaya. Tapi bagaimana investasi merekajuga dapat bermanfaat untuk masyarakat Surabaya. "Sehingga warga Surabayajuga tahu, bahwa kami (pihak swasta) tidak hanya berinvestasi tapi jugabermanfaat buat warga Surabaya. Berkontribusi untuk pembangunan Surabaya, takhanya bangunan fisik tapi juga non fisik," ungkap dia.
Eri juga mengungkapkan, bahwa kerjasama CSR dengan pihakswasta di bidang pendidikan ini sudah berjalan di tahun 2020. Bahkan, pihaknyamenyatakan, ke depan juga bakal menggandeng pihak-pihak lain untuk memenuhikebutuhan pendidikan anak-anak Surabaya, khususnya dari keluarga MBR. "Inisudah berjalan dan kami memang sedang mengumpulkan yang lainnya, karenaternyata ini yang memang bisa menjadi support untuk pendidikan," katanya.
Sehingga sekolah swasta yang tadinya menerima kebanyakanmurid dari mitra warga atau MBR itu tidak hanya memanfaatkan dana dari Bopda(Biaya Operasional Pendidikan Daerah) dan BOS (Biaya Operasional Sekolah). Tapisekolah swasta bisa menarik lebih untuk pengembangan pembangunan kelas ataugedung sekolah dengan catatan tidak membebani mitra warga.
"Nah, tugas pemerintah kota hadir di sana sebagaifasilitator bagaimana bisa menghubungkan segi pendidikan, segi ekonomi denganinvestasi yang masuk di Kota Surabaya," terang Eri.
Lebih rinci alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember(ITS) Surabaya itu pun menjabarkan, dalam satu siswa itu mendapat biayapendidikan dari dana Bopda dan Bos. Nah, dana tersebut juga dimanfaatkan pihakpengelola sekolah swasta untuk pengembangan gedung, gaji guru hingga petugaskebersihan.
Namun demikian, kata Eri, jika ditotal dari jumlah siswayang ada di sekolah itu dinilai masih kurang untuk biaya pengembangan sekolah,maka kekurangan biaya itu kemudian diambilkan dari jumlah siswa yang ada untukmenutup kekurangan biaya itu. Nah, ketika kewajiban siswa mitra warga membayarkekurangan biaya itu, maka tugas Pemkot Surabaya hadir di sana sebagaifasilitator sekolah swasta tersebut.
"Jangan sampai ketika mitra warga ini masuk ke sekolah,sekolah ini terbebani karena tidak bisa membangun akhirnya sekolah tidakmempunyai kemampuan infrastruktur yang bagus. Karena itu tugas Pemkot Surabayahadir di sana sebagai partner bagaimana ini berkesinambungan menjadisatu," pungkasnya. (ist)