10 September 2025

Get In Touch

30 Mahasiswa UM Surabaya Ikuti "Learning Express" di Singapura

Pelepasan 30 mahasiswa UM Surabaya untuk mengikuti program Learning Express dan TF Scale di Singapura pada 7–20 September 2025 (Ant)
Pelepasan 30 mahasiswa UM Surabaya untuk mengikuti program Learning Express dan TF Scale di Singapura pada 7–20 September 2025 (Ant)

SURABAYA (Lentera) -Sebanyak 30 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) mengikuti program Learning Express dan TF Scale di Singapura pada 7–20 September 2025 dengan dukungan penuh Temasek Foundation International dan Singapore Polytechnic.

“Gerakan mahasiswa tidak hanya diwujudkan melalui demonstrasi atau kritik, tetapi juga lewat upaya belajar, berjejaring, dan memberi kontribusi nyata,” kata Wakil Rektor Bidang Riset, Kerja Sama, dan Digitalisasi UM Surabaya Radius Setiyawan di Surabaya, Jawa Timur.

Radius menjelaskan mahasiswa tetap harus menjadi agent of change dan agent of control, sekaligus menjaga semangat belajar dalam lingkup global. Karena itu, kesempatan dari Temasek Foundation International tidak disia-siakan oleh UMSurabaya.

Ia menegaskan program internasionalisasi kampus menjadi langkah penting untuk membekali mahasiswa dengan pengalaman global.

“UM Surabaya sebelumnya juga telah memberangkatkan mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) ke Korea Selatan dan Taiwan. Tahun depan kami berharap agenda ini terus berlanjut,” ujarnya.

Selain itu, program bersifat timbal balik. Pada akhir September, mahasiswa Singapore Polytechnic dijadwalkan datang ke Surabaya untuk melaksanakan pengabdian masyarakat di kawasan Keputih, setelah sebelumnya kegiatan serupa digelar di Lamongan.

Kepala Lembaga Riset, Inovasi, dan Pengabdian Masyarakat (LRIPM) UM Surabaya Arin Setyowati menambahkan, program tersebut menerapkan pendekatan design thinking guna menganalisis permasalahan sosial, khususnya kesehatan lanjut usia (lansia) di Singapura.

“Tema tahun ini adalah Healthcare for the Elderly. Mahasiswa UM Surabaya bersama mahasiswa Singapore Polytechnic akan berkolaborasi menciptakan solusi inovatif bagi kebutuhan lansia, baik di bidang kesehatan fisik maupun mental,” kata Arin, dikutip Antara. Minggu (7/9/2025).

Menurut dia, kondisi di Singapura menunjukkan perhatian tinggi terhadap kesejahteraan lansia, termasuk kesempatan bekerja dan akses fasilitas publik, sehingga menjadi inspirasi mahasiswa UM Surabaya untuk membangun kepekaan sosial lintas generasi.

UM Surabaya telah mengembangkan sejumlah teknologi untuk kesehatan lansia, antara lain Sejiwa, yaitu alat pendeteksi tingkat stres pada lansia melalui sensor keringat dan detak jantung, serta EmoSafe, platform kesehatan mental untuk mengelola emosi dan pola pernapasan.

Salah satu peserta, Rahma Nur Aini, mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UM Surabaya, mengaku telah mempersiapkan diri melalui kursus bahasa dan pembekalan administrasi.

“Kami ingin mengenalkan kampus ke kancah internasional sekaligus membangun relasi. Harapannya, pengalaman ini bisa membuka peluang beasiswa, ide penelitian, hingga topik skripsi,” ujar Rahma (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.