JOMBANG (Lentera) - Angka pengangguran di Kabupaten Jombang cukup tinggi. Hingga akhir 2024, sebanyak 28.738 warga Kabupaten Jombang masih menganggur.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jombang, Isawan Nanang Rusdianto mengatakan, data tersebut berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Jombang tahun 2024.
"Data dari BPS (Badan Pusat Statistik) Jombang memang seperti itu," tandas Kepala Disnaker, Isawan Nanang Rusdianto, dihubungi Minggu (7/9/2025).
Dikatakan, mayoritas pengangguran adala lulusan SMA, yakni 10.140 warga. Disusul lulusan SMK sebanyak 6.719 orang. Kemudian lulusan SD 6.071 orang, lulusan SMP 4.155 orang.
Dari jumlah itu, 1.662 di antaranya adalah lulusan jenjang pendidikan Strata-1 (S-1) atau bergelar sarjana dan Diploma-4 (D-4).
Jika dibandingkan tahun 2023, sambung Isawan, angkanya memang ada yang mengalami kenaikan ada yang mengalami penurunan setiap lulusan jenjang pendidikan.
Pada jenjang sarjana misalnya. Pada 2023, jumlah sarjana dan D-4 yang menganggur 2.790, meningkat dibanding 2022 yang sebanyak 529 sarjana, namun menurun di tahun 2024 jadi 1.662 orang.
Dari data pencari kerja, tahun 2024, jumlah pencari kerja dengan lulusan D-4 ada 44 orang. Bahkan satu orang lulusan S2 mencari kerja melalui kegiatan jobfair. Sedangkan 784 lainnya lulusan SLTA dan enam lulusan SD.
Isawan mengaku telah menjalin komunikasi dengan sejumlah perguruan tinggi untuk membantu menekan angka pengangguran. Salah satunya dengan memberikan bekal kompetensi.
Salah satu penyebab pengangguran disebabkan tidak seimbangnya jumlah lulusan dengan jumlah lapangan kerja yang ada.
"Setiap tahun pasti ada ribuan lulusan baru, di semua jenjang, sedangkan lapangan kerja juga tidak mungkin mampu penyerap semuanya," pungkasnya.
Reporter: Sutono|Editor: Arifin BH
