
MADIUN (Lentera) – Harapan keluarga untuk merawat Yusi Erawati (42) di tanah kelahiran pupus sudah. Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Desa Kebonsari, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun itu meninggal dunia sesaat setelah pesawat yang membawanya dari Taiwan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (23/9/2025).
Yusi diketahui enam tahun bekerja di Taiwan. Namun sejak 26 Agustus 2025, ia menderita stroke berat dan ditemukan tak berdaya di rumah majikannya. Setelah dua hari lumpuh, ia akhirnya dievakuasi ke rumah sakit dengan bantuan Tim Mbok Cikrak.
Status Yusi sebagai PMI overstay sempat menghambat proses administrasi pemulangan. Namun berkat kerja sama lintas pihak—mulai Yayasan Allena, Mbok Cikrak, Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Madiun, keluarga, hingga dukungan Bupati Madiun H. Hari Wuryanto—kepulangan almarhumah akhirnya bisa diwujudkan.
Mbok Cikrak bahkan mendampingi langsung perjalanan Yusi dari Taiwan menuju Indonesia. Sesuai arahan Bupati, Yusi direncanakan mendapat perawatan di RSUD Caruban. Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Madiun pun menyiapkan ambulans gratis berikut tenaga medis untuk penjemputan. Tim berangkat sejak Senin (22/9/2025) malam bersama pihak keluarga.
Namun takdir berkata lain. Sesaat setelah pesawat mendarat, Yusi dinyatakan meninggal dunia.
Ketua Yayasan Allena Humanity Project, Arga Narulata, menjelaskan seluruh biaya perawatan di Taiwan hingga pemulangan ditanggung bersama keluarga, yayasan, dan Mbok Cikrak.
“Pemerintah Kabupaten Madiun melalui Disnaker juga memfasilitasi penjemputan dengan ambulans dan tenaga medis, semua layanan diberikan gratis,” kata Arga, Rabu (24/9/2025).
“Kami berbelasungkawa atas kepergian Saudari Yusi. Terima kasih kepada Pemkab Madiun atas dukungan penuh selama proses ini,” imbuhnya.
Mbok Cikrak yang mendampingi almarhumah sejak Taiwan mengaku terpukul.
“Kami sudah berusaha agar Mbak Yusi bisa pulang dan dirawat di tanah air. Saya sendiri mendampingi langsung sampai Jakarta. Tapi takdir berkata lain,” ujarnya.
Sementara itu, Ce Allena menegaskan pentingnya solidaritas bagi PMI yang menghadapi kesulitan di luar negeri. Ia juga berpesan agar pekerja migran tidak menunda kepulangan saat sakit.
“Kasus Mbak Yusi menjadi pelajaran penting. PMI yang sakit atau darurat harus segera mendapat perhatian, jangan menunggu parah apalagi sampai meninggal di negeri orang,” tegasnya.
“Saya juga berpesan agar PMI bijak mengatur keuangan. Jangan semua dikirim ke tanah air, sisihkan sebagian untuk tabungan darurat,” tambahnya.
Jenazah Yusi tiba di rumah duka, Desa Kebonsari, pada Selasa (23/9/2025) pukul 02.22 WIB untuk disemayamkan.
Reporter: Wiwiet Eko Prasetyo/Editor:Widyawati