28 September 2025

Get In Touch

Walkout Massal saat Netanyahu Pidato di PBB, Ruangan Hampir Kosong

Tangkapan layar dari video yang menampilkan aksi walkout massal ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidatonya dalam Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat (26/9/2025) (YOUTUBE/UNITED NATIONS)
Tangkapan layar dari video yang menampilkan aksi walkout massal ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidatonya dalam Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat (26/9/2025) (YOUTUBE/UNITED NATIONS)

NEW YORK (Lentera) -Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat (26/9/2025) diwarnai aksi walkout massal ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidatonya.

Puluhan delegasi negara berbondong-bondong meninggalkan ruangan tepat setelah Netanyahu naik di podium. Iringan tepuk tangan juga ditujukan kepada delegasi yang walkout massal tersebut.

Pemimpin sidang bahkan sampai meminta delegasi untuk tetap berada di ruangan.

"Mohon tertib dan tetaplah berada di kursi Anda," kata ketua sidang melalui pengeras suara sambil mengetuk palu. 

Netanyahu berdiri di hadapan kursi yang nyaris kosong, sebagaimana dilansir CBC Austin.

Hanya perwakilan dari beberapa negara, seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang tercatat tetap berada di ruangan. 

Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengaku sudah mengetahui rencana walkout sehari sebelumnya. 

Dia menyebut aksi itu sebagai aksi murahan untuk mengalihkan perhatian dari kebenaran. 

Meski minim kehadiran, Netanyahu tetap berpidato. Bahkan, pidatonya disiarkan melalui pengeras suara di Jalur Gaza dan dapat diakses melalui ponsel warga setempat.

Dia juga menyampaikan pesan langsung kepada 48 sandera yang masih ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023.

"Para pahlawan pemberani kami, ini Perdana Menteri Netanyahu berbicara kepada Anda secara langsung dari PBB. Kami tidak melupakan Anda, bahkan sedetik pun. Rakyat Israel bersama Anda. Kami tidak akan gentar dan tidak akan berhenti sampai membawa Anda semua pulang," ucap Netanyahu.

 Aksi walkout massal itu terjadi di tengah pembahasan intensif PBB mengenai langkah mengakhiri perang di Gaza yang hampir memasuki tahun kedua.

Lebih dari 150 negara, termasuk Perancis, telah mengakui Palestina sebagai negara dan mendorong solusi dua negara. Namun Netanyahu menegaskan hal itu tidak akan terjadi.

"Negara Palestina tidak akan didirikan di sebelah barat Sungai Yordan," tegasnya.

Sehari sebelumnya, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas berpidato secara virtual di hadapan Majelis Umum PBB.

Berbeda dengan Netanyahu, pidato tersebut disambut tepuk tangan meriah dengan ruangan penuh. Abbas tidak bisa hadir langsung karena visanya ditolak pemerintah AS dengan alasan mendukung terorisme.

Di sisi lain, Hamas menilai walkout delegasi PBB menjadi bukti isolasi Israel di kancah internasional, sebagaimana dilansir Kompas.

"Interupsi pidato Netanyahu adalah salah satu manifestasi isolasi Israel dan hasil dari perang genosida," kata Taher Al-Nunu, penasihat media dari biro politik Hamas, dalam pernyataan resminya.

Dia juga mengkritik keputusan Israel menyiarkan pidato Netanyahu melalui pengeras suara di perbatasan Gaza. Menurutnya, hal itu mencerminkan sifat sadis Netanyahu.

"Negara Palestina akan berdiri dengan kehendak rakyat Palestina, Arab, dan internasional, terlepas dari penolakan Netanyahu," ujarnya.

Sementara itu, Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan kepada CNN bahwa penyiaran pidato Netanyahu merupakan bagian dari upaya diplomasi publik (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.