Kunker ke Pemkot Kediri, DPRD Bojonegoro Pelajari Strategi Pemasaran dan Kemitraan UMKM
KEDIRI (Lentera) - Keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri dalam memasarkan produk-produk unggulan seperti tahu kuning, getuk pisang dan tenun ikat, menjadi daya tarik DPRD Bojonegoro untuk melakukan kunjungan kerja (kunker).
Rombongan terdiri dari 10 orang dan dipimpin langsung oleh Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro ini, diterima langsung oleh Kepala Disperdagin Kota Kediri, Moh Ridwan, Rabu (22/10/2025) di Ruang petemuan Kantor Disperdagin.
Kunjungan kerja ini dilakukan dalam rangka menggali informasi mengenai kebijakan dan intervensi yang dilakukan Pemkot Kediri kepada pelaku usaha, khususnya dalam hal pemasaran dan kemitraan produk unggulannya.
Mengawali sambutannya, Ridwan menyampaikan selamat datang kepada rombongan, serta menjelaskan secara singkat kondisi demografi di Kota Kediri.
Ia kemudian memaparkan, beberapa upaya yang telah dilakukan dalam rangka menjaga keberlangsungan UMKM dengan mendorong peningkatan penjualan melalui pemasaran maupun kemitraan.
“Seperti produk unggalan kami salah satunya tenun, kita hubungkan pengerajin tenun dengan teman-teman yang melakukan diversifikasi hasil produk. Sehingga tenun tidak hanya dijual dalam bentuk sarung dan kain namun sudah masuk ke dunia fashion seperti pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris lainnya,” jelasnya.
Untuk pemasaran, Ridwan mengaku telah melakukan berbagai terobosan baik pemasaran secara online maupun offline.
“Kita melakukan pembinaan kepada pelaku usaha, agar bisa masuk ke fitur-fitur marketplace yang telah bekerjasama dengan kita. Sampai sekarang pun teman-teman UMKM masih kita berikan materi tentang digital marketing, bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan yang kompeten di bidang marketing,” ungkapnya.
Sedangkan untuk offline, Ridwan menambahkan pelaku UMKM diikutkan dalam pameran baik di tingkat kota maupun nasional.
Selain pemasaran, sektor pembiayaan juga menjadi perhatian. Pekot Kediri telah menyediakan program KUMAPAN, yaitu dana bergulir dengan bunga ringan.
"Adapula fasilitasi pelaku UMKM dengan perbankan serta pelatihan dan proses kurasi produk yang terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing, termasuk identifikasi produk yang siap ekspor," imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Komisi B DPRD Bojonegoro, Sally Atyasasmi menyampaikan ketertarikan terhadap strategi yang diterapkan Kota Kediri, dalam menjaga keberlanjutan produk unggulan yang telah menjadi ikon daerah.
“Kita ingin belajar dari Kota Kediri yang sukses memasarkan tahu dan getuk pisang, hingga menghasilkan produk turunan yang tetap bertahan di tengah persaingan. Kami juga berharap bisa meniru kebijakan yang dilakukan, terutama terkait kemitraan dengan toko modern,” ujarnya.
Sally mengatakan, Bojonegoro memiliki produk unggulan seperti Ledre dan Batik. Diakuinya meskipun bahan baku melimpah, tantangan besar masih dihadapi dalam hal pemasaran dan kualitas produk agar dapat bersaing di pasar modern.
Selain itu, salah satu hal yang menjadi sorotan dalam kunjungan ini adalah adanya payung hukum yang kuat dari Pemkot Kediri, dalam menjalin kemitraan antara UMKM dan toko modern melalui Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Wali Kota (Perwali).
“Di Bojonegoro, kami masih sebatas advokasi ke para pemilik waralaba. Tapi di sini, semua sudah ada payung hukumnya. Ini yang ingin kami tiru, agar ke depan pelaku UMKM kami bisa lebih berdaya saing,” pungkasnya.
Reporter: Ais/Editor: Arief Sukaputra




