11 November 2025

Get In Touch

Komisi X DPR RI Desak Polisi Usut Ledakan dan Dugaan Bully di SMAN 72 Jakarta

Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Lalu Hadrian Irfani.
Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Lalu Hadrian Irfani.

JAKARTA (Lentera) - Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Lalu Hadrian Irfani, mengecam dan mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas penyebab ledakan yang terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025). 

Selain itu, Lalu juga meminta polisi menelusuri dugaan adanya keterlibatan siswa yang menjadi korban perundungan (bullying).

“Ini bukan hanya soal ledakan atau tindak kekerasan semata, tetapi bisa menjadi cerminan dari persoalan sosial dan psikologis yang lebih dalam di lingkungan pendidikan kita,” ujar Lalu Hadrian dalam keterangan tertulis Jumat (7/11/2025).

“Polisi harus mengungkap motif dan latar belakang kejadian ini secara menyeluruh, termasuk jika ada indikasi bahwa pelaku merupakan korban bullying. Hal ini harus menjadi perhatian serius semua pihak,” lanjutnya.

Menurut Lalu Hadrian, kasus ini menunjukkan bahwa isu perundungan di sekolah telah menjadi persoalan serius yang membutuhkan penanganan lintas sektor. Ia menegaskan, tidak cukup hanya dengan langkah hukum, tetapi juga perlu keterlibatan Kementerian Pendidikan, pemerintah daerah, tenaga pendidik, psikolog, dan orang tua siswa.

“Semua pihak harus turun tangan. Pencegahan dan penanganan perundungan tidak bisa diserahkan pada sekolah saja. Harus ada sistem deteksi dini, pendidikan karakter yang kuat, dan layanan konseling yang efektif,” tegasnya.

Sebagai pimpinan Komisi X yang membidangi pendidikan, kebudayaan, riset, dan olahraga, Lalu Hadrian menyatakan bahwa pihaknya akan memantau perkembangan kasus ini secara langsung dan mendorong evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan serta iklim sosial di sekolah-sekolah.

“Kami di Komisi X DPR RI akan berkoordinasi dengan Kemendikdasmen dan pihak terkait untuk memastikan bahwa kejadian seperti ini tidak terulang. Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi semua anak,” tegas Ketua DPW PKB NTB itu.

Ledakan terjadi di SMAN 72 pada Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB. Menurut informasi, terjadi dua ledakan pertama di aula SMAN 72 saat khotbah salat Jumat, kedua di pintu belakang sekolah. Akibat kejadian itu, 54 siswa mengalami luka-luka. 

Sejumlah saksi mata mengatakan seorang siswa kelas XII, ditemukan terkapar dengan senjata mainan di dekatnya. Polisi menemukan kaleng minuman yang dimodifikasi dengan sumbu serta remot kecil di lokasi. 

Anak ini mengenakan sepatu boots, celana hitam, dan kaus tanpa lengan berwarna putih dengan tulisan "Natural Selection". Dalam foto yang beredar, ada beberapa tulisan pada senjata mainan di dekat anak itu. Tertulis “Welcome to Hell,” “For Agartha,” serta nama-nama pelaku penembakan masjid di luar negeri, Brenton Tarrant, Alexandre Bissonnette, dan Luca Traini.

Sejumlah saksi mengatakan, anak itu pendiam dan kerap di-bully oleh rekannya. Menurut salah satu saksi, ZA, siswa tersebut kerap menggambar senjata dan suka menonton video kekerasan. Siswa lain, I, mengamini jika anak itu pendiam dan kerap dirisak. Namun I mengaku tidak kenal secara personal dengan anak itu. (*)

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.