11 November 2025

Get In Touch

Akibat Konflik, Kemiskinan di Sudan Melonjak jadi 71 Persen

Warga yang mengungsi duduk di bawah tenda yang terbuat dari kayu dan kain di Tawila, Darfur Utara, Sudan, Jumat (8/8/2025). (foto:ist/dok.Ant/Xinhua/World Food Programme)
Warga yang mengungsi duduk di bawah tenda yang terbuat dari kayu dan kain di Tawila, Darfur Utara, Sudan, Jumat (8/8/2025). (foto:ist/dok.Ant/Xinhua/World Food Programme)

KHARTHOUN (Lentera) - Tingkat kemiskinan di Sudan melonjak dari 21 persen menjadi 71 persen, akibat konflik yang sedang berlangsung menyebabkan 23 juta warga berada di bawah garis kemiskinan, demikian dilansir kantor berita resmi Sudan, SUNA, pada Sabtu (8/11/2025).

Pemerintah Sudan sedang melaksanakan proyek-proyek produktif dan menciptakan lapangan kerja untuk memerangi kemiskinan, kata Menteri Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Sosial Sudan, Mutasim Ahmed Saleh seperti dikutip oleh SUNA dirilis Antara, Minggu (9/11/2025).

Saleh menekankan, pengalokasian dana tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) untuk proyek-proyek pembangunan dan perluasan program mikrofinansial bagi mereka yang kehilangan sumber penghasilan.

Kementerian itu berkoordinasi dengan Bank Sentral Sudan, untuk melonggarkan syarat pembiayaan dan meningkatkan batas pinjaman bagi proyek-proyek skala kecil guna mendukung keluarga dan menghidupkan kembali perekonomian, imbuh Saleh.

Menurut laporan 3 November yang dirilis oleh Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (Integrated Food Security Phase Classification), sebuah inisiatif global multi-pemangku kepentingan yang bertujuan meningkatkan analisis ketahanan pangan dan gizi.  

Untuk mendukung pengambilan keputusan, sebanyak 21,2 juta orang, atau 45 persen populasi Sudan, menghadapi tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi pada September, dengan kondisi kelaparan dilaporkan di El Fasher dan Kadugli.

Namun demikian, pemerintah Sudan membantah adanya kesenjangan pangan, menyebut laporan-laporan sebelumnya tentang kelaparan sebagai "berlebihan".

Sudan masih dilanda konflik menghancurkan antara Angkatan Bersenjata Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF), yang meletus pada April 2023. 

Perang tersebut menewaskan puluhan ribu orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi, sehingga semakin menjerumuskan negara tersebut ke dalam krisis kemanusiaan.

 

 

Editor: Arief Sukaputra

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.