21 November 2025

Get In Touch

Meksiko Mendidih, Demo Gen Z Membeludak Berakhir Ricuh

Seorang demonstran melemparkan batu ke arah Istana Pemerintah Negara Bagian Jalisco saat terjadi bentrokan dalam demonstrasi menentang pemerintahan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum di Guadalajara, Negara Bagian Jalisco, Meksiko, Sabtu (15/11/2025) -AFP
Seorang demonstran melemparkan batu ke arah Istana Pemerintah Negara Bagian Jalisco saat terjadi bentrokan dalam demonstrasi menentang pemerintahan Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum di Guadalajara, Negara Bagian Jalisco, Meksiko, Sabtu (15/11/2025) -AFP

MEXICO CITY(Lentera) -Aksi protes yang digelar ribuan anak muda yang dimotori Generasi Z (Gen z) di ibu kota Meksiko, Mexico City, berakhir ricuh.

Bentrokan pecah di area Istana Nasional dan menyebabkan 20 warga serta lebih dari 100 polisi terluka, sebagaimana dilansir Euronews.

Unjuk rasa pada hari Sabtu (15/11/2025) tersebut dipicu kemarahan publik atas pembunuhan Wali Kota Uruapan Carlos Manzo pada 1 November.

Manzo sebelumnya berulang kali meminta pemerintah federal menindak kelompok kriminal terorganisasi di Michoacan, namun tidak mendapat respons.

Aksi mulanya berjalan damai saat massa berangkat dari Monumen Angel of Independence. Ketegangan meningkat ketika massa tiba di Zocalo, alun-alun utama pusat pemerintahan. 

Sekelompok demonstran berpakaian serba hitam, yang diidentifikasi sebagai "black bloc", menerobos barikade dan merusak pagar pembatas Istana Nasional menggunakan palu dan batu, menurut keterangan Sekretaris Keamanan Warga Mexico City Pablo Vazquez.

Pagar yang roboh memicu bentrokan langsung dengan polisi. Aparat merespons dengan gas air mata dan alat pemadam kebakaran untuk membubarkan massa.

Dari total polisi yang terluka, 60 orang mendapat perawatan di lokasi, sementara 40 lainnya dibawa ke rumah sakit.

Empat polisi membutuhkan perawatan khusus, namun tidak ada korban dalam kondisi kritis. Sebanyak 20 warga yang terluka mendapatkan penanganan paramedis di tempat kejadian.

Dikutip dari Kompas, sekitar 20 demonstran ditangkap dan diserahkan ke kantor kejaksaan setempat atas dugaan tindakan kekerasan. Sebanyak 20 orang lainnya diproses atas pelanggaran administratif.

Vazquez menyampaikan bahwa otoritas tengah berkoordinasi dengan Kejaksaan Mexico City untuk mengidentifikasi semua pelaku perusakan. Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengimbau agar aksi protes tetap berlangsung damai.

"Kekerasan tidak boleh digunakan untuk melakukan perubahan, selalu secara damai," ujarnya dari Tabasco.

Dia juga menilai jumlah peserta aksi tidak terlalu besar, meski ribuan orang turun ke jalan di Mexico City. Gerakan protes yang dipimpin Gen Z ini menyebut diri sebagai gerakan sipil yang realistis dan non-partisan.

Sehari sebelum aksi nasional, kelompok tersebut merilis petisi berisi 12 tuntutan.

Isi tuntutan itu mencakup mekanisme pemakzulan pejabat melalui inisiatif warga, pemilihan langsung pengganti pejabat yang dimakzulkan, larangan campur tangan partai politik dalam proses pemakzulan, penguatan lembaga independen melalui dewan warga, serta reformasi peradilan.

Tuntutan lain menyoroti pemberantasan korupsi melalui audit publik, demiliterisasi dan peningkatan keamanan warga, transparansi penggunaan anggaran publik, perluasan akses pendidikan dan pekerjaan bagi anak muda, penyediaan hunian layak serta penanganan gentrifikasi, hingga pembentukan dewan warga yang berisi tokoh berintegritas.

Gerakan Gen Z tidak hanya muncul di Meksiko. Aksi serupa marak di Nepal, Mongolia, Togo, Madagaskar, Maroko, Paraguay, Peru, Bangladesh, hingga Indonesia.

Kaum muda menggalang protes melalui media sosial seperti TikTok, Instagram, dan X tanpa bergantung pada media tradisional. Memang, Aku Pengin Sendiri Artikel Kompas.id

Pemicunya meliputi kekecewaan terhadap pemerintah, masalah ekonomi, menurunnya kualitas hidup, korupsi, serta minimnya kesempatan.

Aksi protes di Nepal bahkan berujung pada tumbangnya pemerintahan (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.