JAKARTA (Lentera) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan aksi penipuan banyak menyasar kaum perempuan sehingga harus waspada. Pelaku penipuan bisa datang dari mana saja mulai dari perkumpulan hinga komunitas arisan.
OJK menilai kaum perempuan mudah tergiur pada sesuatu agar dinilai mengesankan oleh orang-orang di sekitarnya termasuk dalam perkumpulan.
Dalam perkumpulan kaum Ibu, ada pihak yang berpengaruh di komunitas tersebut. Tak jarang ada tawaran-tawaran yang menggiurkan seperti investasi. Sehingga, perempuan perlu waspada terhadap produk yang ditawarkan dengan mencari terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.
"Isteri itu gampang senang berkumpul ya. Mungkin dia juga senang arisan dan sebagainya, senang berkumpul. Sehingga ketika ada pimpinan arisannya, kalau istilah kerennya itu influencernya mau investasi di sini, kadang-kadang ikut-ikutan," ujar Direktur Literasi Dan Edukasi Keuangan OJK Cecep Setiawan di gedung Kemenko PMK Jakarta, Senin (22/12/2025).
Dalam hal ini, lanjutnya, investasi ilegal bisa saja datang dari orang terdekat bahkan pihak keluarga. "Ketika ada yang menawarkan investasi ilegal, apapun bentuknya, siapapun orangnya, baik yang teman terbaik," sebutnya melansir cnbcindonesia.
Kemudian, perempuan juga cenderung mudah untuk berperilaku konsumtif. Dalam hal ini membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
"Membeli barang untuk mengesankan orang yang tidak mereka suka. Banyak terjadi kan? Membeli barang dengan uang yang tidak mereka miliki, dan membeli barang yang tidak mereka butuhkan, untuk mengesankan orang yang tidak mereka sukai," ungkapnya.
Sering kali, kata Cecep, perilaku-perilaku tersebut yang menjerumuskan perempuan untuk masuk ke jurang lilitan utang. Bahkan, tak jarang seseorang membayar utang dengam cara gali lubang tutup lubang yaitu, menambal utang dengan utang yang baru.
"Tidak punya uang, larinya kemana? Kalau tidak punya uang, larinya kemana? Pinjol. Pinjol satu tidak bisa membayar, larinya ke pinjol yang kedua. Pinjol yang ketiga tidak bisa, larinya ke pinjol yang ketiga. Terus ke pinjol yang kelima," tuturnya.
Cecep meminta agar perempuan memiliki pengetahuan tentang keuangan. Sebab, salah satu keseimbangan hidup seseorang, termasuk perempuan adalah keuangan yang stabil.
"Jadi hati-hati, Ibu. Mulai mengatur dengan pengeluaran responsible spending. Ibu boleh membeli sesuatu. Boleh membeli sesuatu asalkan responsible. Ketika Ibu membeli sesuatu, artinya ada sesuatu yang Ibu korbankan dari aset Ibu, harus ada yang dikurangi pengeluaran di masa yang akan datang," tutupnya. (*)
Editor : Lutfiyu Handi





