
Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi terus berupaya mencegah penyebaran wabah Covid-19 di wilayahnya. Angka terakhir cukup mengkhawatirkan karena ada lonjakan 346 kasus positif baru dalam sehari. Salah satu penyumbang terbesar adalah pondok pesantre (ponpes) yang saat ini dikarantina massal.
Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0825 Banyuwangi, Letkol (Inf) Yuli Eko Purwanto, saat meninjau pelaksanaan dapur umum bersama Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan, selama karantina di lingkungan pondok, tidak boleh ada yang keluar masuk kecuali petugas kesehatan dan logistik.
Selain itu, selama karantina dijaga ketat oleh 1 SSK tim gabungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP Pemkab Banyuwangi. Eko mengatakan untuk kebutuhan pondok pesantren, disediakan dapur umum.
"Untuk kebutuhan makan santri ada dapur umum. Bahan makanannya dari Pemkab Banyuwangi, dan dimasak oleh petugas dari Tagana, dan BPBD Banyuwangi," kata Letkol Eko seperti dilansir website Pemkab Banyuwangi.
Dapur umum ini didirikan oleh BPBD Banyuwangi dan didukung oleh Dinas Sosial kabupaten. Setiap harinya, dapur umum ini memasak 18 ribu kotak makanan yang didistribusikan untuk penghuni pondok pesantren. Selain Tagana, warga setempat juga dilibatkan untuk membantu menyiapkan makanan.
Sementara Kasubdit Karantina Kesehatan Ditjen P2P Kementerian Kesehatan, dr. Benget Saragih, mengatakan selama karantina seluruh aktvitas pondok dihentikan sementara. "Seluruh aktivitas berhenti. Salat berjemaah untuk sementara tidak boleh. Seluruh penghuni harus berada di dalam kamar," kata Benget.
Benget mengatakan penghuni pondok selama ini kooperatif. "Selama kita di sini, para santri nurut arahan kami," kata Benget. Benget menjelaskan selama proses karantina, penghuni harus tetap berada di dalam kamar. Mereka dipisah-pisah dan tetap menjalankan protokol kesehatan. Seperti harus selalu pakai masker, jaga jarak, dan menjaga kebersihan.
Pihaknya juga memantau kesehatan santri dengan melakukan pemeriksaan ulang terhadap seluruh santri. Hasilnya digunakan untuk pemilahan sesuai status kesehatan masing-masing. "Akan ada klastering santri untuk pemilahan. Ini semua untuk memutus mata rantai penyebaran virus," tambah Benget.
Update terakhir tanggal 30 Agustus 2020, total kasus positif menjadi 771 kasus, dirawat 677 orang dan sembuh 84 orang. (mok)