Kediri - Selain Blitar, Kabupaten Kediri dikenal sebagai salah satu sentra budidaya ikan hias di Jawa Timur. Dusun Surowono, Desa Canggu, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri adalah salah satu daerah sentra pembenihan ikan. Dusun ini terletak sekitar 25 km arah timur dari Kota Kediri atau sekitar 7 km arah utara dari Kota Pare.
Pembenihan ikan yang dilakukan mulai dari ikan tombro, lele, wader, nila, gurami, patin, dan bawal. Selain menjadi sentra pembenihan, beberapa orang juga membudidayakan ikan untuk konsumsi.
Junaidi 55, salah satu pelaku usaha pembenihan ikan di Dusun Surowono menjelaskan, di dusunnya hampir setiap pekarangan rumah warga ada usaha pembenihan ikan. Selama ini pemasaran benih ikan selain memenuhi permintaan lokal Kediri, juga dikirim kepada pemesan di hampir seluruh Indonesia.
"Paling jauh, ada teman yang pernah kirim ke Manokwari, Papua, Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Kalimantan. Permintaan terbanyak adalah ikan bawal, nila, patin, dan tombro. Kirimnya bisa seminggu 2 kali," kata Junaidi, Selasa (1/9/2020).
Dijelaskan, usaha pembenihan ikan di dusunnya itu sudah ada tahun 1970-an. Semula yang dijadikan benih hanya ikan tombro dan bader. Selain itu, pembenihnya hanya ada beberapa orang, termasuk orangtuanya yang melakoni usaha pembenihan ikan ini.
"Saya sendiri memulai usaha pembenihan ikan ini baru pada tahun 1985, meneruskan usaha orang tua," kata Junaidi.
Selama pandemi Covid-19 ini, lanjut Junaidi, tidak berpengaruh pada permintaan benih ikan, justru meningkat. Diperkirkan hal itu terjadi karena banyak orang memulai usaha budi daya ikan untuk konsumsi.
"Untuk harga benih ikan sangat bervariasi. Misalnya benih lele per ekornya adalah Rp 250, tombro Rp 200, nila Rp 200, gurami Rp 800 untuk yang paling kecil, sampai Rp 2.000. Sedangkan harga ikan untuk konsumsi sudah tinggi. Contohnya 1 kg ikan tombro harga saat ini mencapai Rp 32.000," pungkas Junaidi. (gos/adv)
.jpg)
