YOGYAKARTA (Lenteratoday) – Cuaca di Yogyakarta benar-benar tidak bersahabat. Suhu udara di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dirasakan sangat panas dalam beberapa hari ini.
Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Reni Kraningtyas, mengatakan, suhu tinggi di DIY disebabkan beberapa faktor meteorologis. "Posisi matahari saat ini berada di garis khatulistiwa (equinox) sebenarnya terjadi pada 23 September 2020. Namun, saat matahari berada di atas lintang nol derajat (khatulistiwa) tersebut justru suhu udara di DIY belum meningkat," ujarnya.
Menurut dia, saat itu, posisi matahari masih di utara Jawa dengan sudut datang sinar matahari masih miring. Sementara di DIY berada di lintang sekitar delapan derajat. "Pada November justru posisi matahari berada di belahan bumi selatan sehingga Jawa menerima intensitas radiasi matahari lebih tinggi dibandingkan saat equinox," jelas dia.
Faktor meteorologis lain adalah kondisi cuaca cerah. Saat tidak ada awan atau sedikit tutupan awan, praktis hampir tidak ada yang menghalangi sinar matahari masuk ke bumi sehingga menyebabkan suhu bumi cepat tinggi dan terasa panas terik.(ST1)
.jpg)
