
JEMBER (Lenteratoday)-Wisuda secara daring yang digelar Universitas Jember pada hari Sabtu, 20 Februari 2021 memiliki kesan tersendiri bagi Febri Fatma Lailatul Laeli, S.Ked. Pasalnya, berkat kerja keras disertai doa dan dukungan beasiswa Bidikmisi yang sekarang beralih menjadi KIP-Kuliah, wisudawan asal desa Kesilir, Wuluhan, Jember itu akhirnya berhasil meraih gelar Sarjana Kedokteran. Selangkah lagi, Eli, begitu panggilan akrabnya bakal sukses mewujudkan mimpinya menjadi seorang dokter.
"Alhamdulillah, tahapan perkuliahan di Fakultas Kedokteran telah saya lalui dengan baik, tinggal mengikuti pendidikan profesi. Semoga juga diberi kelancaran agar cita-cita saya menjadi dokter dapat terwujud,” ujar Eli.
Eli adalah putri kedua dari pasangan seorang petani, Suyono dan Surip, warga desa Kesilir, Wuluhan, Jember. Untuk kehidupan sehari-hari, bapaknya menyewa lahan seluas kurang lebih 180 meter persegi untuk ditanami padi di musim hujan, dan jagung saat musin kemarau. Terkadang juga mengadu keberuntungan dengan menanam tembakau. Jika sedang tak mampu menyewa lahan, Suyono pun kerap menjadi buruh tani.
Meski berasal dari keluarga petani yang pas-pasan, Eli tak pernah mengendurkan semangat untuk terus belajar. Prestasinya pun terus moncer selama bersekolah di SMAN Ambulu Jember. Hal itulah yang membuat Eli dipercaya mendapatkan beasiswa Bidikmisi pada tahun 2016 saat masuk ke Universitas Jember melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Eli langganan menempati peringkat pertama secara paralel di sekolahnya. Kala mengikuti SBMPTN, Eli mantap memilih Universitas Jember sebagai pilihan, dengan Fakultas Kedokteran sebagai pilihan pertama, disusul Fakultas Kedokteran Gigi sebagai pilihan selanjutnya. Kedua pilihan tadi didukung penuh orang tuanya.
“Sejak kecil saya bercita-cita bekerja di bidang kesehatan, khususnya dokter. Sebab, menurut saya, profesi di bidang kesehatan itu mulia karena tugasnya menolong orang." tambah Eli.
Awalnya, Eli sempat ragu masuk Fakultas Kedokteran karena masalah biaya. Namun, setelah niat itu disampaikan, orang tua justru sangat mendukung. "Bapak lah yang aktif mencari informasi biaya kuliah kepada para petugas kesehatan, kenalan, bahkan kepada kakak kelas saya yang sudah kuliah. Maklum kemampuan kami terbatas sehingga harus benar-benar berhitung. Dukungan orang tua dan beasiswa Bidikmisi membuat saya yakin bisa kuliah,” sahut Eli.
Mendapatkan amanah beasiswa Bidikmisi membuat Eli bersungguh-sungguh menjalani kuliah. Membaca catatan kuliah dan buku yang direkomendasikan oleh dosen menjadi kewajibannya sehari-hari, selain berdiskusi dengan sesama kawan di kampus. “Biasanya saya belajar dini hari menjelang sholat shubuh agar lebih konsentrasi. Berusaha belajar sungguh-sungguh supaya harapan orang tua agar saya jadi dokter bisa terwujud. Apalagi, belum ada warga desa kami yang menjadi seorang dokter,” ungkap Eli.
Kesibukan menjalani kuliah, tidak lantas menjadikan Eli absen membantu orang tua. Setiap kali ada kesempatan pulang ke desanya di Kesilir, Eli turun langsung membantu orang tuanya di lahan. Jika saat panen tiba, Eli tak malu ikut memanen padi atau jagung. “Jika Bapak sedang menanam tembakau, maka saya ikut memetik tembakau di pagi hari kemudian diteruskan sorenya dengan mempersiapkan tembakau untuk proses dikeringkan, atau dalam istilah di desa kami disebut sujen. Sementara jika belum panen, yah saya membantu Bapak ikut membersihkan rumput dan gulma di sawah,” ujar Eli yang bercita-cita menjadi dokter spesialis anak ini.
Sementara itu, dalam wisuda periode II tahun akademik 2020/2021 yang digelar secara daring, setidaknya ada 1.046 lulusan yang diwisuda oleh Rektor Universitas Jember dari gedung Auditorium. Rasa syukur, haru, bangga dan bahagia terjalin jadi satu, walaupun mereka diwisuda tanpa tatap muka langsung
Dalam pidato wisudanya, Rektor Universitas Jember, Iwan Taruna mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat dalam gelaran wisuda Universitas Jember untuk kali pertama di tahun 2021 ini. “Teruntuk para wisudawan, selamat atas keberhasilannya, walaupun pandemi Covid-19 belum berakhir. Saya berharap segenap keluarga besar Universitas Jember tetap optimis menatap masa depan. Saya yakin, berbagai tantangan yang muncul karena pandemi Covid-19, justru akan melahirkan lulusan Universitas Jember yang tangguh, adaptif, kreatif dan inovatif,” tuturnya.
Sementara, Wisudawan dari Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Marta Dwi Lestari, SPd menjadi peraih IPK tertinggi dalam wisuda kali ini. Wisudawan asal Lumajang ini meraih IPK 3,94 setelah menjalani kuliah selama 3 tahun 10 bulan 29 hari.
Sedangkan, Selly Alan Sinta, A.Md., menjadi peraih IPK tertinggi di jenjang diploma dengan IPK 3,64. Selly adalah adalah lulusan Program Studi Diploma 3 Usaha Perjalanan Wisata FISIP. Selly menyelesaikan studinya dalam jangka waktu 2 tahun, 11 bulan dan 14 hari. Upacara wisuda dilaksanakan secara daring dengan mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. (mok)