JAKARTA (Lenteratoday) - Bak cendawan di musim hujan varian baru Covid-19 semakin menjadi-jadi.Belum usai varian Delta yang 'menguasai' dunia, kini mulai ditemukan varian Kappa yang disebut-sebut mirip penyakit campak.
Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menggarisbawahi, kemiripan keduanya terletak pada cara penularan, bukan gejalanya. Penularan Covid-19 varian Kappa tergolong sangat cepat, bahkan dalam hitungan detik.
"Iya itu berpapasan dengan orang langsung terinfeksi, cepat banget kurang dari waktu 10 detik, itu seperti campak," sebut Dicky beberapa waktu lalu.
Karenanya masyarakat perlu lebih berhati-hati ketika keluar rumah. Meskipun angka reproduksinya lebih rendah dibanding campak, namun yang lebih berbahaya adalah penyebarannya bisa lewat udara (airbone).
"Campak itu cepat banget, menularnya kan airborne disease juga angka reproduksinya tapi masih tinggi campak ya mereka 18, tapi ini ya setidaknya 8 lah, artinya itu sama-sama begitu infeksius," jelasnya.
Sementara dari segi gejala, varian Kappa terlihat hampir sama dengan varian Covid-19 lainnya. Yang perlu menjadi perhatian adalah cepatnya penyebaran bisa menjadi beban fasilitas kesehatan yang sudah kritis.
"Gejala sejauh ini tidak terlalu signifikan, perbedaan gejala, tapi yang jelas ketika satu varian itu lebih cepat menular maka beban fasilitas kesehatan lebih besar," pungkasnya.
Apalagi jika penyebaran varian ini terkena pada masyarakat yang terkena komorbid atau penyakit bawaan.
"Kemudian juga potensi akan terjadinya orang-orang dengan komorbid bergejala parah juga akan lebih besar," sebutnya.(ist)
.jpg)
