
SIDOARJO (Lenteratoday) - Bupati Sidoarjo, H. Ahmad Muhdlor, S.IP melakukan sidak di Madrasah Ibtidaiyah (MI) NU Pucang untuk mengecek pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas, Jumat (27/8/2021). Bupati dengan sapaan Gus Muhdlor ini memastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik, kapasitasnya tidak melebihi, dan proses PTM berjalan dengan lancar.
Seperti yang diketahui, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dapat dilakukan pada satuan pendidikan di wilayah PPKM level 1-3. Untuk satuan pendidikan di wilayah PPKM level 4 tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Untuk PPKM 1 ssampai dengan 3 diperbolehkan untuk masuk sekolah tanpa menyangkutpautkan dengan vaksin. Siswa tingkat SD memang tidak memungkinkan untuk divaksin karena masih di bawah 12 tahun. Sedangkan untuk SMP kita juga akan memprioritaskan vaksinasi, sehingga ke depan kita ingin cicil untuk masuk sekolah,” jelasnya.
Bupati Sidoarjo juga menambahkan bahwasannya pendidikan dengan sistem SKS atau disebut Satuan Kredit Semester bisa dilakukan menurut kebijak pemerintah.
"Terkecuali untuk kelas dengan sistem SKS atau akselerasi disesuaikan dengan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah karena proses pembelajarannya hanya 2 tahun, dengan minimalkan tatap muka pembelajarannya tidak akan terganggu sehingga Pemerintah akan memberikan kelonggaran,” ucapnya.
Masih menurut Gus Muhdlor, selama semua stakeholder yang ada saling mendukung dan mentaati protokol kesehatan, maka pandemi ini bisa dikendalikan. Sesuai konsep yang dipakai Presiden yaitu Gas dan Rem. Jadi kepada semua MKKS ketika sudah diijinkan masuk maka pelaksanaan belajar mengajar boleh dilaksanakan.
"Jika kemudian dalam beberapa hari ada instruksi untuk ditutup kembali, maka harus cepat menyesuaikan. Semua harus bisa mengadaptasikan diri dengan konsep Gas-rem, untuk itu kita harus menyesuaikan diri untuk situasi dan kondisi pandemi Covid-19," ungkap Bupati Sidoarjo.
Sementara itu, Kepala MINU Pucang Sidoarjo, M. Hamim Thohari, S,Pd.,MM, menyampaikan untuk pembelajaran di MINU Pucang Sidoarjo, sesuai dengan edaran Bupati tanggal 24 Agustus, diawali dari kelas 1 agar bisa adaptasi terlebih dahulu dengan lingkungan sekolah, guru dan teman-temannya.
"Untuk minggu depan akan mulai masuk untuk kelas 1, 2, dan 3 dengan kapasitas 50% , minggu berikutnya setelah ada evaluasi Assement Holistic (AH) baru akan digilir mulai kelas 1 sampai kelas 6 tetap dengan kapasitan 50 % dan tetap mengedepankan protokol kesehatan,” jelasnya.
Di samping itu, saat ini Sidoarjo sudah ada di level 3, sehingga membuat wali murid yang sudah berada di titik jenuh berharap PTM bisa diselenggarakan sepenuhnya. Untuk itu, mereka berharap, Sidoarjo bisa turun ke level 2 atau 1.
Menurut, M. Hamim Thohari, alasan utama adalah mereka tidak bisa mendampingi belajar di rumah karena bekerja. Sedangkan materi pembelajaran mulai kelas 1 materinya menggunakan bahasa Inggris, sehingga orang tua merasa kesulitan untuk mendampingi.
"Untuk itu sekolah harus mengakomodir kelas 1 PTM. Antusias wali murid cukup luar biasa, dari 12 kelas, yang menginginkan pendampingan belajar ada 11 kelas, jadi hanya 1 kelas yang digunakan untuk pelajaran daring karena pihak sekolah tidak pernah memaksa kepada wali murid untuk memasukkan anaknya kesekolah karena sekolah tetap memberikan dua pilihan daring atau PTM,” sambungnya.
Perlu diketahui, MINU Pucang Sidoarjo dalam masa pandemi ini memiliki durasi pembelajaran masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 11.00 WIB sedangkan untuk yang masuk pukul 08.00 akan pulang pukul 12.00 WIB semua ini diatur agar tidak terjadi kerumunan.
Begitupun ketika mengantar maupun menjemput peserta didik. Dari total 1.200 siswa, yang masuk hari ini hanya 170 siswa, dengan proses pengawasan yang ketat agar tidak terjadi kerumunan. Ada petugas Satgas Covid yang dibentuk dari siswa dan tenaga kependidikan untuk mengawasi protokol kesehatan agar siswa benar-benar melaksanakan protokol kesehatan yang ketat di tengah proses pembelajaran. (ang)