25 April 2025

Get In Touch

Peringati Hari Tani, Puluhan Massa Segel PT Greenfields dan Desak Pemkab Blitar Laporkan ke KPK

Massa Komunitas Blitar Wani (KBW) melakukan aksi penyegelan dan memblokade jalan menuju PT Greenfields.
Massa Komunitas Blitar Wani (KBW) melakukan aksi penyegelan dan memblokade jalan menuju PT Greenfields.

BLITAR (Lenteratoday) - Puluhan massa dari Komunitas Blitar Wani (KBW) bertepatan dengan Peringatan Hari Tani Nasional (HTN) 24 September 2021, melakukan aksi unjuk rasa dan menyegel PT Greenfields Indonesia Farm 2 di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar. Serta mendesak agar Pemkab Blitar melaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terkait dengan kewajiban dana Coorporate Social Responsibility (CSR) yang tidak jelas.

Puluhan massa yang terdiri dari elemen petani, peternak dan aktifis penyelamat sumber air menggelar aksi demo, di akses utama dekat pintu masuk PT Greenfields Farm 2. Massa datang ke lokasi yang berjarak sekitar 35 km timur Kota Blitar tersebut, dengan menumpang beberapa mobil dan sepeda motor.

Begitu tiba di lokasi, persis di depan lokasi lagoon limbah PT Greenfields. Massa melintangkan 2 batang bambu sepanjang 7 meter, untuk memblokade jalan raya menuju lokasi peternakan sapi perah tersebut. Selanjutnya sambil membentangkan poster berisi tuntutan mereka.

Koordinator Aksi KBW, Anna Luthfie menyampaikan hari ini bertepatan dengan Hari Tani Nasional (HTN) 24 September 2021, KBW bersama rakyat melakukan aksi penyegelan PT Greenfields. "Karena PT Greenfields telah melakukan pencemaran lingkungan bertahun-tahun, merusak lingkungan dan termasuk kejahatan lingkungan," ujar Luthfie.

Pencemaran lingkungan yang dilakukan Greenfields yaitu adanya limbah padat dan cair, jika diolah bisa menjadi pupuk dan sumber energi lain.
"Bukti-buktinya ada, kami ingin di stop diakhiri, toleransi warga Blitar sudah habis. Oleh karena itu, hari ini kami melakukan penyegelan," tandasnya.

Selain itu goodwill atau kehendak untuk mengolah limbahnya saja tidak ada, padahal jika dihitung dari pendapatannnya yang setiap bulan mencapai puluhan miliar. "Jika memang Greenfields serius mengolah limbah, hanya dibutuhkan anggaran sekitar 10% dari pendapatannya untuk mengolah limbahnya," tegas Luthfie.

Sementara setiap harinya limbah manure atau kotoran sapi yang dihasilkan, dari sekitar 7.500 ekor ternaknya mencapai 80 - 100 ton.

Dalam aksi ini massa juga menyuarakan tuntutan mereka diantaranya stop pencemaran lingkungan, segera lakukan normalisasi sungai, sumber mata air dan lingkungan dari dampak pembuangan limbah kotoran ternak PT Greenfields. Mendukung pembangunan berwawasan lingkungan dan membantu menigkatkan kesejahteraan warga sekitar. "Kami dari KBW dan warga Blitar tidak anti investor, tapi investor yang memberikan dampak positif dan tidak merusak lingkungan," paparnya.

Dalam aksi ini juga ada yang unik, massa mengenakan kaos Blitar Ora Didol (Blitar Tidak Dijual), dimana menurut Luthfie memiliki arti Blitar tidak menolak investasi baik lokal maupun asing. "Tapi Blitar menolak investasi yang memberikan dampak negatif, baik terhadap warga, lingkungan maupun daerah. Termasuk untuk pemimpin Blitar, tidak main-main memanfaatkannya untuk kepentingan pragmatis bersama kapitalis demi keuntungan pihak atau golongan tertentu," teriak Luthfie dalam orasinya.

Luthfie menambahkan pihaknya juga akan mengawal dan memantau proses hukum antara warga dengan PT Greenfields yang sudah berjalan, serta mendesak kepada Pemkab Blitar melaporkan pada KPK terkait kewajiban dana CSR. "Karena selama ini dana CSR itu tidak jelas, karena sejak beroperasi kewajiban tersebut diabaikan," imbuhnya.

Secara terpisah pihak Staf Humas PT Greenfields Farm 2, Sutrisno Lede ketika dikonfirmasi mengenai aksi penyegelan dan desakan oleh massa KBW agar membenahi pengolahan limbah dan menghentikan pencemaran sungai. "Kami dari Greenfields menerima dengan baik, aspirasi dari teman-teman KBW. Karena kami sudah menindaklanjuti, semua surat maupun teguran dari provinsi," kata Lede.

Jadi proses pembenahan pengolahan limbah terus berjalan, agar tidak ada lagi limbah yang mengalir ke sungai. "Detailnya apa saja pembenahan pengolahan limbah, tapi perbaikan pasti ada lebih baik dari sebelumnya," pungkas Lede.(ais)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.