SURABAYA (Lenteratoday) - Riuhnya lalu lintas informasi di berbagai platform media, baik cetak, televisi maupun online, serta media sosial, sudah tak terbendung lagi. Di sisi lain, informasi yang beredar itu tidak semuanya bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Banyak informasi tidak benar atau hoax yang menyesatkan msayarakat beredar berdampingan dengan informasi yang benar.
Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh, mengingatkan kembali fenomena dunia informasi yang terjadi sejak beberapa tahun sebelumnya, hingga saat ini masih kerap terjadi. “Kerap kali ada kejadian yang muncul dalam pemberitaan, baik di media massa, maupun media sosial yang belum jelas kebenarannya,” ucap M. Nuh.
Menurut mantan Menteri Kominfo ini, media massa yang baik haruslah menjadi pencerah yang mampu menjelaskan duduk perkara yang menjadi polemik di tengah masyarakat. “Jangan malah membuat menjadi makin rumit. Itulah perlunya data yang akurat dan fakta yang benar, agar media juga bisa memberi informasi yang benar,” tuturnya.
Dengan menyajikan informasi yang benar ke hadapan publik, berarti media tersebut turut serta menumbuhkan kecerdasan bangsa. Namun apabila yang dilakukan adalah sebaliknya, menyajikan informasi yang tidak benar, yang terjadi malah media tersebut telah “membodohi” rakyat.
Selain dalam jaringan media sosial, media massa pun ada yang terjebak dalam kesalahan menyajikan informasi. Di antaranya karena mengandung data yang tidak akurat serta kabar yang belum terkonfirmasi kebenarannya, membuat media tersebut mudah terjebak dalam penyajian infomasi hoax.
Untuk itu, M.Nuh mewanti - wanti agar prinsip dasar jurnalistik, kode etik, serta perundang-undangan yang berlaku menjadi dasar utama para jurnalis melakukan tugasnya. Data yang akurat dan fakta yang bisa dikonfirmasi kebenarannya menjadi acuan dalam proses pemberitaan.
Reporter : Ardini Pramitha
Editor : Endang Pergiwati
Caption foto : Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh. Foto : Rahmad Suryadi
