16 April 2025

Get In Touch

Austria Larang Warganya yang Tidak Vaksinasi Keluar Rumah

Dokumentasi-Vienna, Austria 7 Desember 2020 lalu (Reuters)
Dokumentasi-Vienna, Austria 7 Desember 2020 lalu (Reuters)

JAKARTA (Lenteratoday) -Pemerintah Austria memerintahkan penguncian (lockdown) nasional pertama kalinya untuk orang-orang yang belum divaksinasi Covid-19. Hal itu sebagai tindakan untuk memperlambat penyebaran wabah global yang cepat di negara itu.

Keputusan mulai berlaku pada Minggu (14/11/2021) tengah malam melarang individu yang tidak divaksinasi dan berusia lebih dari 12 tahun meninggalkan rumah mereka kecuali untuk kegiatan dasar seperti bekerja, berbelanja bahan makanan atau keluar mendapatkan vaksinasi.

Pihak berwenang khawatir peningkatan kasus kematian dan staf rumah sakit tidak akan lagi dapat menangani masuknya pasien Covid-19 yang terus meningkat.

"Tugas kami sebagai Pemerintah Austria untuk melindungi rakyat. Oleh karena itu kami memutuskan bahwa mulai Senin akan ada penguncian untuk yang tidak divaksinasi," kata Kanselir Alexander Schallenberg kepada wartawan di ibu kota, Wina seperti dikutip Aljazeera.com, Senin (15/11/2021).

Lockdown mempengaruhi sekitar dua juta orang di negara berpenduduk 8,9 juta orang itu.

Penguncian awalnya akan berlangsung selama 10 hari. Polisi telah diminta untuk memeriksa orang-orang di luar negeri untuk memastikan mereka divaksinasi, kata Schallenberg.

Dia menambahkan, bahwa petugas tambahan akan berpatroli untuk mengendalikan penguncian. Orang yang tidak divaksinasi dapat didenda hingga 1.450 euro (US$1.660) jika mereka tidak mematuhi pembatasan.

Austria memiliki salah satu tingkat vaksinasi terendah di Eropa barat, dengan sekitar 65 persen dari total populasi divaksinasi lengkap.

Dalam beberapa pekan terakhir, negara itu menghadapi tren yang mengkhawatirkan dalam infeksi Virus Corona. Pada Minggu, dilaporkan 11.552 kasus baru atau naik dari 8.554 seminggu yang lalu.

"Dengan tingkat vaksinasi seperti sekarang, kita akan tetap terjebak dalam lingkaran setan infeksi," kata Schallenberg seperti dikutip Aljazeera.com.

Tingkat infeksi tujuh hari di negara itu mencapai 775,5 kasus baru per 100.000 penduduk. Sebagai perbandingan, di Jerman angkanya 289 yang juga telah membunyikan alarm atas peningkatan jumlah kasus.

Schallenberg mengatakan bahwa meskipun tingkat infeksi tujuh hari untuk orang yang divaksinasi telah turun dalam beberapa hari terakhir, tingkat yang sama meningkat dengan cepat untuk yang tidak divaksinasi.

Pemimpun itu juga meminta orang-orang yang telah divaksinasi untuk mendapatkan suntikan booster (*)

Sumber: Bisnis.com

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.