21 April 2025

Get In Touch

TPST Banjarbendo Olah Sampah Jadi Briket

Sugito saat menunjukkan hasil pengolahan sampah menjadi Briket.
Sugito saat menunjukkan hasil pengolahan sampah menjadi Briket.

SIDOARJO (Lenteratoday) - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Desa Banjarbendo, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo berhasil memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi briket bahan alternatif untuk industri kecil.

Sudah lebih dari satu tahun ini, TPST Desa Banjarbendo tidak lagi mengirim sampahnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jabon. Semua sampah yang diambil dari 10.000 KK itu berhasil diolah habis menjadi briket dan menjadi sumber pemasukan bagi 14 orang yang mengelolanya.

Sugito, koordinator pengelolah TPST Desa Banjarbendo, menjelaskan proses pengolahan sampah dijadikan briket awalnya mencoba-coba. Berbagai ekperimen sudah dijalani. Alumni Jurusan Mesin Institut Teknologi Suepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu mengaku untuk peralatan yang dipakai mengolah sampah jadi briket itu merupakan hasil karyanya sendiri. Ia mendesain sendiri peralatan dan mesin yang dipakai, mulai dari alat memilah sampah, mengeringkan hingga mesin untuk mencetak briket semua dirakit bersama timnya.

Menurut Sugito yang juga salah satu pegiat lingkungan di Kota Delta, modal utama berkecimpung dalam pengelolaan sampah yang paling penting adalah memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. Sementara bisnis atau ekonominya otomatis akan mengikuti.

"Berangkatnya kita peduli kepada lingkungan, peduli kepada kebersihan. Itu modal utama. Kemudian tidak berpikir orietasi bisnis, kalaupun ada pendapatan yang masuk itu hanya mengikuti saja. Seperti di TPST Desa Banjarbendo ini dikelola 14 orang, kita bisa memberikan penghasilan yang cukup," tuturnya.

Dalam mengelola sampah di desa tersebut, Sugito mengatakan pengelola menarik iuran kepada setiap Kepala Keluarga (KK) sebesar Rp 5 ribu per bulan sebagai jasa memungut sampah. Iuran ini yang dikelola untuk kebutuhan operasional bulanan TPST.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali mendorong pengelola TPST untuk bisa memanfaatkan potensi ekonomi dan lingkungan dari pengolahan sampah. Bupati muda ini mendorong agar bisa diterapkan di TPST lainnya.

“Konsep pengelolaan TPST Banjarbendo ini adalah yang dari awal kita inginkan bersama, bagaimana sampah bisa berkurang, dan justru bisa memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat sekitar,” ujar Bupati Muhdlor, Selasa (23/11/2021).

Bupati Muhdlor menambahkan, keberhasilan TPST Desa Banjarbendo ini bisa direplikasikan ke TPST lain. Ada 113 TPST Desa di Sidoarjo ini yang bisa belajar manajemen pengolahan sampah yang efektif. Selain itu, konsep ini juga akan diaplikasikan di TPA Jabon dimana puluhan ribu ton sampah yang ada di TPA Jabon bisa diolah menjadi Briket bahan bakar. Rencananya proyek ini akan dimulai tahun depan.

Muhdlor berharap pengolahan sampah menjadi briket bahan bakar pengganti ini bisa mengatasi permasalahan sampah di Sidoarjo. Muhdlor juga minta agar Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan mengawal TPST, mendorong agar pemilahan sampahnya dioptimalkan. Termasuk mencontoh TPST Desa yang berhasil mengolah sampahnya menjadi briket ataupun pupuk organik.

"InsyaAllah proses pengolahan sampah di TPA Jabon dijadikan briket bisa dimulai awal tahun depan, saya juga sudah instruksikan ke DLHK untuk turun mendampingi, monitoring dan mengawal TPST-TPST. Kita urai permasalahan sampah ini mulai dari hulu sampai hilir. Sambil kita edukasi masyarakat untuk disiplin tidak membuang sampah di kali, karena ini akan nambah satu masalah lagi," pungkasnya.

Perlu diketahui, dalam sehari TPST Banjarbendo mengolah sampah sekitar 50 - 60 ton dan bisa menghasilkan briket 3 - 5 ton. Sebelum diolah menjadi briket, terlebih dulu dilakukan pemilahan antara sampah organik dan non organik. Setelah dipilah, sampah dikeringkan sebelum dimasukkan ke mesin pencetak briket. (*)

Reporter : Angga Prayoga

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.