24 April 2025

Get In Touch

Gubernur Jatim Kirim Tim untuk Jajaki Peluang Sister Province dengan Alexandria Mesir

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat berbicara di depan wisudawan Unipdu Jombang, Minggu (28/11/2021).
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa saat berbicara di depan wisudawan Unipdu Jombang, Minggu (28/11/2021).

JOMBANG (Lenteratoday) – Provinsi Jawa Timur melakukan penjajakan untuk bisa menjalin kerjasama bahkan menjadi sister province dengan Alexandria Mesir. Untuk itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bakal mengirim tim ke Mesir pada awal Desember mendatang.

Penjajakan sister province Jatim dengan Mesir ini bermula dari Kunjungan Duber Mesir untuk Indonesia ke Gedung Negara Grahadi beberapa waktu lalu. Kemudian ditindaklanjuti oleh Dubes RI yang ada di Mesir, Muhammad Lutfi dengan berkirim surat agar Pemprov Jawa Timur mempertimbangkan untuk melakukan sister province dengan Alexandria.

“Saya mencoba mengkomunikasikan, InsyaAllah awal Desember ini akan ada yang ke sana. Jadi bukan saya, tapi saya kirim tim untuk melakukan penjajakan nanti apa saja yang kita bisa lakukan kerjasama dengan Mesir. Kebetulan sekarang ini sudah ada rencana kerjasama dengan kabupaten Malang dan Batu,”  katanya setelah menghadiri Wisuda mahasiswa Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang, Minggu (28/11/2021).

Lebih lanjut, Khofifah menerangkan bahwa saat ini Mesir sedang membangun 14 kota baru, kota yang benar benar baru. Sedangkan untuk pembangunan kota tersebut membutuhkan tanaman-tanaman hias yang dulu diimpor dari India. Kemudian, Mesir melihat ada peluang kerjasama terkait tanaman hias ini dengan kabupaten Malang dan kota Batu.

“Pada tanggal 26 (November) kemarin itu jalan ke Mesir untuk membawa tanaman-tanaman hias. Komandannya Pak Mentan sendiri, dari kota Batu dan dari bupati kabupaten Malang ini juga sama melakukan misi dagang ke Mesir,” terangnya.

Selain hubungan ekonomi, hubungan bidang pendidikan dan budaya juga akan dibangun dengan melakukan penguatan kembali antara Pemprov Jawa Timur dengan Mesir. Terutama nanti kalau sister province sudah bisa terjalin.

Untuk bidang pendidikan, Kedubes Mesir sudah berkeliling ke berbagai pesantren salaf untuk mengetahui proses pembelajaran. Sebab, lanjut Khofifah, dari proses pembahasan dengan wakil Grand Syeikh Al-Azhar, diketahui ada standardisasi yang tidak terpenuhi oleh Al Azhar. Sebab pesantren itu bukan kategori pesantren yang standar pengajarannya dari kementerian agama.

“Oleh karena itu saya minta dicek itu, bahwa mereka bahasa Arabnya bagus. Kalau misalnya mereka harus punya modal hafalan mereka juga sudah standar keilmuannya bagus. Tetapi mekanisme di pesantren Salaf yang tidak mendapatkan ijazah dengan standat Al Azhar, hanya itu sebetulnya, lalu dicek,” tandasnya.

Untuk itu, Gubernur Khofifah berharap upaya tersebut mampu menjadikan pengajaran di pesantren salaf ini sebagai bagian dari apa pertimbangan kalau para santerinya akan melanjutkan kuliah di Al Azhar. Ataupun setidaknya menjadi pertimbangan seperti adanya Upers (ujian persamaan).

Sementara itu, pada sekitar 502 mahasiswa yang menjalani wisuda, Khofifah berpesan supaya ruh investment of human skill, material investment, dan mental investment ini bisa dimiliki para mahasiswa. “Cuman mungkin tidak semua mengeksplor, jadi ada potensi yang luar biasa. Ayo kita bersama-sama di momentum strategis seperti wisuda kali ini adalah momentum untuk bisa melakukan ikhtiar. Bagaimana kedalaman keilmuan itu bisa lebih kuat karena basiswanya sangat kuat,” tandasnya. (*)

Reporter : Lutfiyu Handi

Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.