
KEDIRI (Lenteratoday)-Kasus Covid-19 di Kota Kediri mengalami penurunan secara signifikan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri menyebutkan penurunan jumlah kasus dari yang sebelumnya mencapai 50-100 per hari kini menjadi di bawah 50 kasus per hari.
Menurut dr Fauzan Adima, Kepala Dinkes Kota Kediri, angka penurunan tersebut terjadi karena program vaksinasi dosis I dan II Pemkot Kediri berhasil melampaui target. Bahkan sudah mencapai herd immunity (kekebalan komunal).
“Kota Kediri sudah berhasil mencapai herd immunity yang dapat diukur dari capaian vaksinasi dosis II sebanyak 125 persen. Minimal 75 persen bisa dikatakan mencapai herd immunity. Jadi indikator herd immunity tidak ditentukan capaian vaksinasi booster mengingat fungsinya untuk menambah imunitas,” terang dr Fauzan DIKUTIP Sabtu (12/3/2022).
Dinkes Kota Kediri merilis data capaian vaksinasi di Kota Kediri per tanggal 10 Maret 2022 berdasar Fasilitas Kesehatan (Faskes), sebagai berikut: dosis I: 139,74 persen; dosis II: 126 persen; dosis III: 14,75 persen.
Apabila diurai, diketahui data sebagai berikut: vaksinasi anak, dosis I: 107,47 persen; dosis II 86,69 persen; vaksinasi remaja, dosis I: 196,62 persen; dosis II: 194,54 persen; dosis III: 1,29 persen, vaksinasi lansia, dosis I: 70,02 persen; dosis II: 63,47 persen; dosis III: 12,60 persen, vaksinasi pelayan publik, dosis I: 191,62 persen; dosis II: 177,65 persen; dosis III: 15,35 persen, serta vaksinasi masyarakat umum, dosis I: 112,04 persen; dosis II: 134,788 persen, dosis III: 19,780 persen.
Dikutip dari CNBC Indonesia, Pemerintah Indonesia saat ini sedang menyusun roadmap menuju situasi endemi Covid-19. Namun sebelum endemi tercapai, ada dua fase yang harus dilalui yaitu fase pengendalian pandemi dan fase pra endemi.
Terkait wacana pergeseran dari pandemi menuju endemi, dr Fauzan berpendapat hal tersebut perlu diterapkan secara hati-hati dengan melakukan kajian terhadap data kasus Covid-19. Kendati demikian, apabila Pemerintah Indonesia menyatakan pandemi telah bergeser menjadi endemi, pihaknya merasa bersyukur.
Menurutnya hal tersebut dapat mengurangi daftar pekerjaan tenaga kesehatan (nakes). “Kalau statusnya pandemi, satu kasus positif akan kita lakukan tracing dan testing kepada minimal lima belas orang. Kalau sudah menjadi endemi, hal tersebut tidak perlu lagi,” kata dr Fauzan.
Meskipun Covid-19 di Indonesia berpotensi menjadi endemi, dr Fauzan tetap menyarankan masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). Dirinya menambahkan Covid-19 merupakan suatu penyakit yang harus ditangani. “Meskipun berganti endemi, kita harus tetap memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun. Kalau ada yang sakit harus tetap diobati,” tegasnya.(*)
Reporter: Gatot Sunarko | editor: Widyawati