
JAKARTA (Lenteratoday)- Arus mudik dan balik tahun ini memang luar biasa menguras energi dan emosi karena terjadi kemacetan yang relatif parah. Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin pun mengusulkan agar pemerintah menerapkan sistem mudik berbasis digital dengan sistem kelompok mudik (kemudi) harian pada proses mudik lebaran tahun depan dan seterusnya.
Hal ini dianggapnya mampu mengatasi kemacetan seperti mudik Lebaran tahun ini, usai masyarakat kembali diizinkan mudik setelah 2 tahun dilarang akibat pandemi Covid-19."Kami sangat memahami bahwa mudik merupakan tradisi masyarakat Indonesia khususnya para perantau yang kerap kali menimbulkan masalah dalam pengaturan lalu lintas yang belum terselesaikan secara baik hingga saat ini," kata Sultan, Sabtu (7/5/2022).
"Volume kendaraan dan jumlah pemudik yang mencapai puluhan juta, harus di-manage secara efektif dan efisien," lanjutnya.
Menurutnya, pemerintah bisa mengadopsi sistem kloter (kelompok terbang) dalam manajemen haji untuk menerapkan manajemen mudik di masa yang akan datang. Dengan sistem ini, kata dia, pemerintah mampu menentukan siapa dan kapan yang harus melakukan mudik pada hari dan tanggal yang tersedia.
"Pemerintah berhak mengatur dan mengontrol jalannya arus mudik secara tegas dan masyarakat pemudik wajib patuh untuk menunggu jadwal atau giliran melakukan perjalanan mudiknya," jelasnya.
Karena itu, ia berpandangan sebaiknya pemerintah mulai mempertimbangkan menggunakan sistem mudik berbasis digital, dengan masyarakat mendaftar lebih dulu."Sehingga, kami mengusulkan agar pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait menerapkan sistem mudik berbasis digital. Setiap pemudik harus mendaftar terlebih dahulu, guna mengetahui jumlah pemudik dan kendaraan, khususnya pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi," ucap Sultan.
Dengan demikian, kata dia, pemerintah akan memiliki data yang cukup sebagai rujukan penerapan kebijakan mudik khususnya pengaturan lalu lintas di jalanan.
Termasuk mengatur ketersediaan BBM dan jumlah maksimum kendaraan yang melintas di jalanan setiap harinya dengan kecepatan yang normal, agar bisa menekan angka volume capacity ratio (VC ratio) dalam arus mudik."Sudah saatnya manajemen arus mudik diatur secara permanen berbasis kelompok mudik lebaran. Karena kemacetan arus mudik seringkali terlihat sangat tidak manusiawi, kemacetan masih menjadi problem tahunan yang masih saja terjadi meskipun pemerintah sudah menyiapkan berbagai infrastruktur jalan tol dengan rekayasa lalu lintas yang tidak biasa seperti sistem one way dan ganjil genap dan lain-lain," tutupnya.(*)
Reporter: ashar,rls | Editor: widyawati