09 April 2025

Get In Touch

Kutuk Penembakan Jurnalis Al Jazeera, PBB Akan Lakukan Investigasi

Warga Palestina membawa jenazah jurnalis Al Jazeera Hireen Abu Akleh di kota Ramallah. (FOTO: AP Photo/Majdi Mohammed)
Warga Palestina membawa jenazah jurnalis Al Jazeera Hireen Abu Akleh di kota Ramallah. (FOTO: AP Photo/Majdi Mohammed)

SURABAYA (Lenteratoday) – Penembakan terhadap jurnalis Al Jazeera Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh oleh tentara Israel mendapat kutukan dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Bahkan, dengan suara bulat, Dewan Keamanan PBB menyerukan akan segera melakukan investigasi terkait pembunuhan ini.

Dalam pernyataan yang dikutip AFP, Sabtu (14/5/2022) mengatakan bahwa penyelidikan segera dilakukan secara menyeluruh, transparan, dan tidak memihak atas pembunuhannya.

Jurnalis Al Jazeera Palestina-Amerika, Shireen Abu Akleh, ditembak dan meninggal dunia saat melakukan peliputan operasi militer Israel di Kota Jenin, Tepi Barat, Rabu (11/5/2022) lalu. Sejumlah saksi mata mengatakan Abu Akleh dibunuh oleh pasukan Israel. Tak hanya itu, video menunjukkan tembakan terus dilakukan saat jurnalis lain di tempat kejadian berupaya menolong Abu Akleh.

Dikutip dari CNN Indonesia, diketahui bahwa ketika  proses pemakanan terhadap Abu Akleh sempat terjadi oleh polisi Israel. Mereka memukul beberapa Warga Palestina yang rela hadir ke pemakaman Abu Akleh.

Polisi Israel menyerbu kerumunan pelayat yang mengibarkan bendera Palestina saat peti jenazah Abu Akleh meninggalkan rumah sakit St Joseph di Yerusalem Timur, wilayah yang dicaplok Israel. Terlihat darlam video siaran langsung yang diunggah oleh akun Twitter Al Jazeera @AJEnglish pada Jumat (13/5/2022) malam, tampak pasukan Israel memukuli sejumlah warga Palestina yang sedang mengangkat peti jenazah Abu Akleh.

Dalam unggahan itu juga menyebutkan bahwa pasukan pendudukan Israel menyerang warga Palestina saat pemakaman jurnalis Al Jazeera yang terbunuh. Bahkan, Al Jazeera juga melaporkan bahwa tentara Israel menanyakan apakah warga yang hadir beragama Kristen atau Islam. Jika mereka beragama Islam, maka dilarang hadir ke pemakaman.

Terkait dengan peristiwa ini, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku "sangat terganggu" oleh aksi kekerasan tersebut. "Sangat terganggu oleh konfrontasi antara pasukan keamanan Israel dan warga Palestina yang berkumpul di Rumah Sakit St Joseph, dan perilaku beberapa polisi yang hadir di tempat kejadian," kata Juru Bicara Guterres, Farhan Haq.

Haq mengatakan Guterres terus mendesak penghormatan terhadap hak asasi manusia yang mendasar, termasuk hak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi dan untuk berkumpul secara damai. (*)

Sumber : CNN Indonesia | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.