24 April 2025

Get In Touch

Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Jatim Salat Ghaib untuk Buya Syafii Ma'arif

Gubernur Khofifah Ajak Masyarakat Jatim Salat Ghaib untuk Buya Syafii Ma'arif

SURABAYA (Lenteratoday) - Wafatnya tokoh Nasional Prof Dr. K.H. Ahmad Syafii Ma'arif membawa duka bagi bergai kalangan, termasuk Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Selain menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Ketua Umum PP Muhammadiyah tahun 1998-2005 tersebut, dia juga mengajak masyarakat untuk menggelar salat ghaib.

Untuk diketahui, Prof Dr. K.H. Ahmad Syafii Ma'arif, sosok intelektual dan ulama yang karib disapa Buya Syafii Maarif itu dipanggil Allah pada usia 87 tahun di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Jumat (27/5/2022), pukul 10.15 WIB.

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'uun. Atas nama Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan seluruh masyarakat Jawa Timur, kami menyampaikan duka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya Buya Syafii Ma'arif," kata Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (27/5/2022).

Khofifah mengatakan, rasa dukanya ini tentu dirasakan pula oleh seluruh masyarakat Indonesia karena Buya Syafii Ma'arif merupakan salah satu putra terbaik bangsa. "Semoga beliau husnul khatimah, diterima semua amal ibadahnya, diampuni hilafnya, dilapangkan kuburnya, dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT," imbuh Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut.

Apalagi, lanjut Khofifah, dirinya juga mengagumi berbagai karya dan pemikiran Almarhum yang merupakan intelektual dan ulama kharismatik dan cendekiawan bangsa. Selain mendirikan Maarif Institute, Buya Syafii Ma'arif juga pernah menjabat sebagai Presiden World Conference on Religion for Peace (WCRP).

"Beliau merupakan sosok inspiratif. Selain menjadi Guru Besar di IKIP Yogyakarta, melalui gagasan beliau yang dituangkan dalam tulisan mengenai Islam dan kebangsaan beliau melahirkan ide-ide cemerlang yang dapat menjadi pembelajaran dan referensi kehidupan sosial keagamaan serta kebangsaan bagi kita semua," tutur Khofifah.

Gubernur Khofifah mengenang banyaknya nilai-nilai keteladanan yang ia dapatkan dari sosok almarhum. Ia menyebut karakter-karakter yang menonjol dalam diri Buya Syafii, yakni pembawaannya yang luwes dan tidak membeda-bedakan orang, sehingga merangkul semua golongan.

Gubernur Jatim tersebut juga mengagumi Buya Syafii Ma'arif sebagai seorang yang rendah hati dan bersahabat.

"Kami warga Jawa Timur mengapresiasi dan berterimakasih atas karya-karya dan kajian yang disampaikan oleh Buya Syafii semasa hidup. Kabar duka ini merupakan kabar duka bagi seluruh bangsa Indonesia termasuk masyarakat Jawa Timur," ujar Khofifah.

Ia pun mendoakan agar segenap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk meruskan cita-cita beliau yang luhur untuk berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa.

Untuk menghormati Buya Syafii, sesaat setelah ada informasi bahwa Buya Syafii wafat, Khofifah langsung instruksikan Masjid Al Akbar Surabaya melaksanakan salat Ghoib setelah Salat Jum'at. Ribuan jamaah menggelar salat Ghaib usai ibadah salat Jumat di Masjid Al Akbar Surabaya.

Menurut Khofifah, hal ini merupakan cara mengantar dan menghormati kepergian Almarhum Buya Syafii. "Saya mengajak warga Jawa Timur dan bangsa Indonesia untuk memberikan doa pada Almarhum Buya Syafii. Kita mengantar dengan Fatihah serta dengan shalat ghaib," tutup Khofifah.

Sebagai informasi, Buya Syafii Ma'arif yang memiliki nama lengkap Ahmad Syafii Ma'arif lahir di Minangkabau pada 31 Mei 1935. Beliau merupakan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah periode 1998-2005.

Pada tahun 2008, beliau mendapatkan penghargaan Ramon Magsaysay Award yang berpusat di New York, Amerika Serikat. Penghargaan tersebut diraih atas dedikasi beliau untuk menyebarluaskan keteladanan integritasnya dalam menjalankan pemerintahan, kegigihannya dalam memberikan pelayanan umum, serta idealisme pragmatisnya dalam suatu lingkungan masyarakat yang demokratis.

Selamat jalan Buya Syafii Ma'arif semoga segala teladan dan kebaikan yang beliau tinggalkan dapat dilanjutkan oleh generasi bangsa. (*)

Sumber : rilis | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.