26 April 2025

Get In Touch

Buka Sekolah Perempuan Kota Kediri, Bunda Fey: Menikah Tak Boleh Terburu-buru

Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar membuka acara Selimut Hati Batch 3 di Gedung Graha IIK Bhakti Wiyata, Rabu (23/11/22). (Foto:istimewa)
Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar membuka acara Selimut Hati Batch 3 di Gedung Graha IIK Bhakti Wiyata, Rabu (23/11/22). (Foto:istimewa)

KEDIRI (Lenteratoday)-Ketua TP PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar atau akrab disapa Bunda Fey membuka acara Selimut Hati (Sekolah bagi Perempuan Bekal Tantangan Hidup di Masa Depan Nanti) Batch 3 di Gedung Graha IIK Bhakti Wiyata, Rabu (23/11/22). Dalam kegiatan tersebut dia mengingatkan bila menikah tidak boleh terburu-buru. Sebab harus disiapkan mental, fisik dan emosi.

“Sekolah perempuan ini memang sedikit berbeda dengan sekolah ibu yang merupakan program pemerintah yang digagas kementerian. Kota Kediri malah membuat sekolah perempuan untuk adik-adik yang belum menikah. Memang sengaja memberikan wawasan atau edukasi sebelum masuk ke pernikahan. Betapa pernikahan itu adalah momen yang harus dipersiapkan, bukan  terburu-buru dan berpikir pendek,” terang Bunda Fey. Untuk diketahui, kegiatan ini dilaksanakan 23-24 November 2022 dengan menghadirkan dua narasumber setiap hari.

Istri Walikota Kediri ini juga menyampaikan pernikahan itu bukan menjebak dan memaksa diri sendiri untuk berubah menjadi orang lain, melainkan tetap menjadi diri sendiri. Alasan batasan usia dapat menikah juga diatur negara, karena bila menikah di bawah usia yang ditentukan, dinilai tubuh manusia belum siap ketika akan memiliki keturunan, dan mengalami masa-masa seksual reproduksi. Sehingga bila dipaksa akan menimbulkan kematian ibu dan bayi.

Lebih lanjut Ferry Silviana Abu Bakar juga berpesan kepada para peserta Selimut Hati, di usia saat ini untuk mengejar mimpi-mimpinya terlebih dahulu. Jika sudah tiba waktunya dan menemukan pasangan cocok baru menikah. Karena di dalam pernikahan pasti ada senang dan cobaan, sehingga butuh persiapan mental, fisik, dan emosi yang cukup untuk menghadapi semuanya.

Di hari pertama Selimut Hati ini diisi narasumber Kalis Mardiasih seorang Aktivis Perempuan dan Penulis dan Mira Annisa, Founder CRSL Store, Maes Ruang. Usai dibuka Ketua TP PKK Kota Kediri, Kalis Mardiasih langsung memberikan materi yang disiapkan.

Pengetahuan yang disampaikan narasumber pertama ini mengenai hak-hak perempuan di bidang politik, kesehatan seksual dan reproduksi, pendidikan, dan hak perempuan untuk mengakses sumber ekonomi. Penjelasan narasumber sangat asyik sehingga mudah diterima para peserta Selimut Hati.

Adelia remaja Kelurahan Dermo peserta sekolah perempuan ini memanfaatkan kesempatan ini untuk menanyakan suatu terkait pernikahan dini atau yang sekarang disebut perkawinan usia anak kepada narasumber.

Dia bertanya soal masih adanya pernikahan dini di suatu desa dengan alasan menghindari sesuatu hal yang tidak diinginkan seperti hamil di luar nikah. Padahal remaja perempuan di desa tersebut masih ingin untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang perkuliahan. Oleh karena itu, bagaimana hal tersebut tidak terjadi lagi.

Menanggapi pertanyaan Adelia, narasumber pertama Kalis Mardiasih menegaskan persolan tersebut terjadi karena minim pengetahun dan imajinasi kolektif. Adanya pernikahan usia anak dan melarang perempuan untuk melanjutkan pendidikan itu memiliki risiko lebih banyak seperti bisa mengalami kekerasan dalam rumah tangga, siklus kemiskinan, tidak bisa lanjut sekolah, anak stunting dan lainnya.

Maka dari itu, Khalis Mardiasih melanjutkan anak perempuan bisa menghindari dari hal yang tidak baik itu dengan cara mengalihkan pada kegiatan bermanfaat. Karena solusi untuk menghindari kemudaratan itu masih banyak dan membawa kebaikan jangka panjang. “Semoga kader PKK bisa mengawali pengetahuan ini ke kelurahan masing-masing nantinya,” harapnya.

Hadir pula dalam pembukaan Selimut Hati Batch 3, Kepala DP3AP2KB Sumedi, Kader PKK Kota Kediri, dan Peserta Selimut Hati Batch 3.(*)

Reporter: Gatot Sunarko | Editor:Widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.