Mojokerto - Di tengah situasi pandemi Covid 19 yang saat ini membuat seluruh masyarakat di Indonesia was-was dari keterpurukan ekonomi, namun bagi petani buah lokal yang satu ini selalu bersyukur dan berbuah berkah.
Hal tersebut dibuktikan pada bulan Mei 2020 ini, ketika dia mampu memetik (panen) hasil buah jenis Garbis (blewah) Bisma sebanyak 36 ton dalam waktu sepekan.
Danul, petani buah warga Kota Mojokerto saat ditemui mengatakan, lahan yang dia tanami buah seluas sekitar 3,5 hektar berada di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Buah yang dia tanam di lahan tersebut bukan hanya garbis, melainkan buah melon dan timun emas.
"Alhamdulillah, Mas, Hasil panen tanam buah garbis saya tahun ini memuaskan. Karena didukung cuaca yang bagus tidak terlalu banyak turun hujan. Sebab buah garbis tidak terlalu membutuhkan air. Disamping itu, didukung dengan adanya permintaan pasar yang mulai meningkat. Ini saya petik (panen) sebanyak 36 ton di atas lahan 1 hektar. Sisanya 1 hektar belum waktunya panen, menunggu waktu biar buahnya tua dan besar," ungkapnya," Sabtu (2/5/2020).
Dari pantauan di lapangan, permintaan pelanggan tengkulak buah garbis milik Danul datang dari wilayah Banyuwangi, Kediri, Madura, dan Malang. Mereka saling berebut memesan hasil panen buah garbis lokal tersebut yang saat ini dianggap bisa membuahkan keuntungan di tengah pandemi Covid 19.
Kereka beranggapan jika buah import tidak bisa masuk ke negara Indonesia terkait situasi pandemi Covid-19 sehingga buah lokal berpeluang mengisi pasar di saat bulan Ramadhan.
"Kondisi tidak bisa masuknya buah import ke Indonesia, justru membuka peluang besar bagi petani yang menanam buah-buahan lokal untuk bisa mengisi pasar menggantikan buah import. Ya doakan saja mas, tahun ini hasil panennya bisa berubah ke keberuntungan. Sebab tanam buah tahun kemarin hasilnya merugi karena terdampak cuaca yang tidak mendukung," pungkas Danul yang juga biasanya berdagang buah di depan pasar Tanjung Anyar, Kota Mojokerto. (Joe)
.jpg)
