20 April 2025

Get In Touch

Tambah Kapasitas Ruang Isolasi yang Overload

Tambah Kapasitas Ruang Isolasi yang Overload

Surabaya- Ruang isolasi untuk perawatan pasien Covid-19 diseluruh rumah sakit Surabaya mengalami overload atau kelebihan kapasitas. Halini mengingat jumlah bed yang ada di ruang isolasi juga terbatas. Apalagi,pasien ODP (orang dalam pemantauan), PDP (pasien dalam pengawasan) maupunconfirm Covid-19, harus dirawat di ruangan khusus untuk mencegah terjadinyapenularan.

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas PercepatanPenanganan Covid-19 Kota Surabaya, M Fikser mengatakan, saat ini jumlah pasienyang masuk rumah sakit (MRS) terkait kasus Covid-19 di Surabaya sekitar 798orang. Sedangkan jumlah bed yang ada di seluruh ruang isolasi di rumah sakitSurabaya berjumlah 403 buah.

"Karena ruang isolasi itu tak hanya digunakan untukmerawat pasien confirm Covid-19, tapi juga ODP dan PDP juga harus dimasukkan kedalam ruang isolasi. Sehingga dari jumlah 798 pasien yang dirawat, terjadikelebihan overload 395,” kata Fikser di Balai Kota Surabaya, Senin(04/05/2020).

Namun begitu, Fikser memastikan, bahwa pihaknya tetapberupaya maksimal untuk menambah jumlah bed di ruang isolasi pada rumah sakitmilik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya itu. Bahkan, rumah sakit milik swastajuga sedang melakukan hal yang sama dengan rencana penambahan bed.

“RSUD dr. Soewandhie dan RSUD BDH (Bhakti Dharma Husada)masih dalam proses renovasi pengembangan, begitu juga di rumah sakit (swasta)yang lain,” terangnya.

Fikser menjelaskan, untuk RSUD dr. Soewandhie, saat inijumlah bed di ruang isolasi sekitar 22 buah. Rencananya, jumlah bed di ruangisolasi rumah sakit ini ditambah 20 buah. Sehingga ke depan totalnya berjumlah42 buah.

“Sedangkan di RSUD BDH Surabaya, kapasitas bed di ruangisolasi ada 20 buah. Rencana kita tambah 30 buah, jadi nanti jumlahnya sekitar50 buah,” katanya.

Menurutnya, karena Covid-19 merupakan virus yang tergolongberbahaya, makanya pasien harus ditempatkan di ruang isolasi khusus. Hal inibertujuan untuk melindungi tenaga kesehatan (nakes) dari penularan virustersebut. Selain mereka juga harus melindungi diri dengan menggunakan APD (alatpelindung diri).

“Karena jika pasien tidak ditaruh di ruang isolasi bisaberbahaya, kasihan juga nakesnya. Karena mereka bisa merawat di situberjam-jam,” ujarnya.

Apalagi, kata dia, sekarang ini tidak hanya rumah sakitrujukan di Surabaya yang melakukan perawatan kasus Covid-19. Semua rumah sakityang memiliki ruang isolasi juga melakukan perawatan Covid-19, baik ituconfirm, ODP maupun PDP. Setidaknya ada 54 rumah sakit di Surabaya yangmelakukan perawatan Covid-19.

“Karena semua rumah sakit sekarang tidak bisa lagi tidakmerawat, karena memang sudah tidak cukup (kapasitasnya). Karena persyaratannyaitu harus punya ruang isolasi,” terangnya.Tak hanya melakukan pengembangan kapasitas diruang isolasi rumah sakit milik Pemkot Surabaya. Fikser mengaku, pihaknya jugamenyediakan fasilitas kamar hotel bagi ODP dan OTG (orang tanpa gejala) yangtidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri di rumahnya. “Jadi kita sudahsiapkan ada 265 kamar hotel untuk ruang isolasi. Untuk saat ini sudah ada 36orang yang masuk (isolasi) ke hotel,” pungkasnya (ist)

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.