
BLITAR (Lenteratoday) - Wakil Bupati (Wabup) Blitar, Rahmat Santoso membuktikan ucapannya mundur dari jabatannya, dengan menyerahkan surat pengunduran dirinya ke Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Senin(14/8/2023).
Wabup Blitar, Rahmat Santoso hadir ke Kantor DPRD Kabupaten Blitar di Sawentar, Kecamatan Kanigoro sekitar jam 14.30 WIB. Setelah disampaikan tujuannya bertemu pimpinan DPRD Kabupaten untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya, ternyata seluruh pimpinan sedang tidak ada di tempat.
Akhirnya orang nomor dua di Kabupaten Blitar tersebut ditemui oleh Kebag Persidangan dan Perundangan-undangan Sekwan DPRD Kabupaten Blitar, Nadek dan menerima surat yang ditujukan kepada pimpinan DPRD tersebut.
Nadek menyatakan akan melihat dan memeriksa surat yang diberikan oleh Wabup Rahmat tersebut, bila sudah benar surat pengunduran diri maka akan diproses dan dilakukan sidang paripurna untuk menindaklanjuti.
"Butuh waktu sekitar 3 hari untuk melihat dan memeriksa surat ini, bila sudah benar akan diparipurnakan," katanya.
Usai menyerahkan surat pengunduran dirinya, ketika ditanya wartawan alasannya. Wabup Rahmat mengaku sengaja mundur karena kecewa dan malu. "Siapa yang tidak malu, setelah susah payah mencari bantuan ke pusat. Setelah diberikan tidak segera diserap dan dilaksanakan, sampai saya ditegur oleh pihak yang memberi bantuan," tandas pria yang juga Ketua Umum DPP Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI) ini.
Bahkan karena rasa kecewa dan malu ini, Wabup Rahmat menegaskan juga menunda pengajuan bantuan untuk tahun 2023 ini. "Karena bantuan sebelumnya sebesar Rp 12,6 miliar untuk pembangunan jembatan belum terlaksana, karena adanya dugaan permainan lelang dan pungli berupa fee proyek Rp 300 juta. Maka pengajuan bantuan untuk tahun ini saya pending," beber politisi dari Partai PAN ini.
Apakah pengunduran dirinya ini juga terkait dengan akan maju menjadi Caleg DPR RI Dapil Jatim IX Kabupaten Bojonegoro-Tuban. Wakil Ketua DPW PAN Jatim ini mengatakan sengaja mundur lebih awal, meskipun sesuai aturan mundur sejak ditetapkan masuk dalam Daftar Caleg Tetap (DCT) pada November 2023 mendatang. "Karena saya sudah terlanjur kecewa dan malu, makanya saya mundur lebih awal," terangnya.
Disinggung kabar kalau dirinya akan maju menjadi AG 1 atau calon Bupati Blitar pada Pilkada 2024 mendatang, pria yang akrab disapa Makdhe Rahmat ini menjawab kalau jabatan itu takdir yang sudah digariskan Allah SWT dan tidak dibawa mati. "Kalau memang masyarakat menghendaki dan diberikan amanah, kenapa tidak ? Kalau pun saya sekarang mundur lebih awal, saya akan tetap menjadi macan meskipun berada di kandang wedus," imbuhnya sambil masuk ke dalam mobil dinasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Wabup Blitar Rahmat Santoso menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya. Karena kecewa dengan ulah oknum pejabat Bagian Layanan Pengadaan (BLP) Setda Pemkab Blitar, karena diduga melakukan pungli meminta fee proyek sebesar Rp 300 juta pada proyek 2 jembatan yakni Jembatan Dawuhan di Kecamatan Kademangan dan Jembatan Tunjung di Kecamatan Udanawu. Senilai Rp 12,6 miliar, yang bersumber dari dana APBN melalui BNPB.
Akibat dugaan dimainkannya proyek tersebut molor dan belum dikerjakan hingga saat ini, padahal dana bantuan sudah ditransfer masuk ke APBD pada Pebruari 2023 lalu.(*)
Reporter : arief sukaputra | editor : Lutfiyu Handi