20 April 2025

Get In Touch

Heboh Kasus Lansia Surabaya Telantar di Lahan Kosong, Terkuak Fakta Sebenarnya

Suhartono ( kiri) keluarga kakek sebatang kara Sodikin
Suhartono ( kiri) keluarga kakek sebatang kara Sodikin

SURABAYA (Lenteratoday)- Kabar adanya lansia yang tinggal sebatang kara di Kapas Gading Madya, Dukuh Setro, Kecamatan Tambaksari Surabaya menghebohkan publik. Pria diketahui bernama Sodikin (62) itu diinformasikan sedang sakit dan tinggal di lahan kosong karena ditelantarkan oleh keluarga.

Lurah Dukuh Setro, Kecamatan Tambaksari Surabaya, Ahrul Fahziar angkat bicara terkait hal tersebut. Ahrul mengaku jika telah bertemu dengan Sodikin untuk menggali kebenaran informasi tersebut. Pengakuan dari Sodikin justru dirinya yang telah meninggalkan keluarganya di Peneleh Surabaya lebih dari 20 tahun karena bekerja di Lamongan.

"Pak Sodikin baru kembali ke Surabaya akhir tahun 2023. Karena tidak ada tempat tinggal, akhirnya dia tinggal di Dukuh Setro, wilayah kami. Karena memang asalnya beliau dari sana," kata Ahrul, Selasa (23/1/2024).

Ahrul mengungkapkan bahwa administrasi kependudukan Sodikin sudah tercatat sebagai warga Peneleh, Kecamatan Genteng. Namun Sodikin memilih tinggal di Dukuh Setro karena memang sebelumnya pernah memiliki rumah di sana.

"Karena memang asalnya beliau (Sodikin) dari sana (Dukuh Setro). Jadi masih banyak kenalan di wilayah tersebut, sehingga dia merasa tempat kembali (pulangnya) ke Dukuh Setro," ungkapnya.

Ahrul menuturkan jika pihaknya juga telah memberikan bantuan pengobatan dan perawatan kesehatan kepada Sodikin.

"Alhamdulillah kondisi kesehatan Pak Sodikin baik. Sudah diintervensi obat oleh teman-teman Puskesmas. Kalau sekarang (Sodikin) perawatan jalan," ujarnya.

Sementara itu Lurah Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Skundario Kristianindraputra menjelaskan, status KK Sodikin masih ikut keluarganya di Peneleh. Dari penjelasan pihak keluarga, Sodikin telah meninggalkan rumah dan keluarga di Peneleh lebih dari 20 tahun.

"Bahkan saat istri beliau sakit, meninggal, beliau (Sodikin) juga tidak datang ke rumah. Lalu ada berita kalau keluarga yang menelantarkan (Sodikin), tapi setelah kita konfirmasi, justru sebaliknya, yang menelantarkan itu adalah Pak Sodikin," ungkapnya.

Skundario mengungkapkan bahwa Sodikin memiliki tiga orang anak perempuan yang seluruhnya tinggal bersama di Peneleh Surabaya. Selama lebih dari 20 tahun, Sodikin disebutkan tidak pernah memberikan nafkah kepada istri dan ketiga anaknya.

"Jadi tidak ada istilah penelantaran atau tidak diterima kembali keluarga," tukasnya.

Ada pun Suhartono (60), paman dari anak-anak Sodikin, mengungkap fakta sebenarnya jika anak dan keluarga Sodikin, tidak pernah mengusir maupun menelantarkan orang tuanya. Justru, kata dia, selama ini Sodikin yang menelantarkan ketiga anak dan istrinya semasa hidup.

"Anak dan istrinya itu yang ditelantarkan, selama 20 tahun dia (Sodikin) tidak pernah hadir. Tidak pernah kasih nafkah, tidak pernah menyekolahkan anaknya kecil yang sekarang sudah berumur 25 tahun. Padahal anaknya (dulu) ditinggal sekitar umur 2 tahun, tanpa dinafkahi," tukas Tono.

Reporter:Tri Edi (mg)/Editor: widyawati

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.