
Jakarta- DPR RI telah menetapkan nama-nama anggota yang akan mengisiKomisi I hingga XI serta Alat Kelengkapan Dewan (AKD). Dalam rapat paripurnatersebut, nama-nama sejumlah artis yang lolos ke parlemen juga menjadi sorotan.Mereka dinilai hanya untuk memenuhi jumlah keanggotaan komisi.
Penyanyi Mulan Jameela di Komisi VII membidangi energi, riset danteknologi, serta lingkungan hidup. Sementara Krisdayanti dan Arzeti Bilbinamenempati Komisi IX yang mengurus masalah kesehatan, ketenagakerjaan dankependudukan. Sedangkan artis lainnyaseperti Rachel Maryam justru masuk ke Komisi II yang membidangi pemerintahandalam negeri, aparatur negara dan reformasi birokrasi, kepemiluan, hinggareforma agraria.
Peneliti Formappi Lucius Karus mengatakan, sebenarnya merupakanfenomena yang wajar ketika para artis dianggap salah masuk komisi karena tidaksesuai dengan keahlian mereka. Pasalnya kata Lucius, ketimbang soal kapasitas ataukeahlian anggota, yang jadi pertimbangan justru kebutuhan partai untuk memenuhituntutan jumlah wakil di komisi tersebut.
“Saya menduga, keahlian spesifik artis di parlemen memang tidak begitujelas. Sehingga, parpol merasa bebas menempatkan mereka di komisi mana pun.Mungkin sekadar untuk memenuhi tuntutan jumlah wakil fraksi di komisi tersebut,”kataLucius.
Menurut Lucius, hal tersebut sebenarnya bukan hanya dialami oleh anggota DPR dari kalangan artis saja. Ia menilai, sebenarnya banyak anggota lain yang keahliannya tidak spesifik yang pada akhirnya ditempatkan di mana saja oleh partainya.
“Tapi tentu saja, ada satu dua orang yang secara khusus ditempatkan partai sesuai keahliannya. Mereka inilah yang diharapkan bisa menjadi ujung tombak parpol di komisi tersebut,” jelasnya.
Lagipula, kata Lucius, pemilihan anggota DPR memang bukan berdasarkan keahlian atau kemampuan spesifik tertentu. Bahkan, seseorang bisa menjadi anggota DPR hanya dengan mengantongi ijazah SMA saja. Namun, sebenarnya kinerja para anggota DPR dengan keahlian yang umum bisa dibantu oleh staf ahli. Sehingga, tidak jadi masalah jika anggota dewan tidak memiliki basis keahlian yang diperlukan, selama ia bisa merekrut staf ahli yang benar-benar baik.
“Tuntutan keahlian pada anggota memang tidak mutlak, bahkan sistem pemilu kita memang tidak didesain untuk menghasilkan anggota parlemen dengan keahlian. Lebih banyak unsur uang dan popularitas yang membawa kesuksesan anggota DPR dalam pemilu,” ucap Lucius.
Dia menamahkan, anggota itu memang tidak otomatis punya keahlian tertentu. Selain itu, bukan hal yang tepat juga jika para artis dikaitkan dengan Komisi X yang membidangi pendidikan, olahraga, dan sejarah. Sebab, komisi tersebut juga sesungguhnya membutuhkan orang-orang dengan kompetensi yang cukup, termasuk di bidang pendidikan.
“Tak bisa Komisi X ini jadi tempat menampung artis, walau tak jelas juga kapasitasnya. Bisa rusak juga pendidikan kita di tangan mereka yang tak paham pendidikan. Maka lebih baik, mereka ditugaskan di komisi mana pun agar tidak menumpuk di satu komisi saja,” pungkasnya.
Anggota DPR dari kalangan artis, Mulan Jameela, saat ditanya soalRancangan Undang-undang Mineral dan Batubara (Minerba) yang sempat menuaipolemik di periode 2014-2019, tak mau berkomentar. Padahal dia anggota KomisiVII DPR bidang energi, riset, teknologi, dan lingkungan hidup. Belakangan ini, RUUMinerba termasuk salah satu RUU kontroversial yang didemo oleh mahasiswa padaSeptember lalu agar dibatalkan. “Saya kan belum ikut rapat, nanti saya ikut ya,terima kasih,” kata Mulan.(ins)