23 April 2025

Get In Touch

Pj Wali Kota Kediri : Anak-anak Tak Hanya Paham Inflasi, juga Pelajari Skill Baru

Pj Wali Kota Zanariah saat memanen terong hasil panen Sekolah Peduli Inflasi SMPN 4 Kota Kediri.
Pj Wali Kota Zanariah saat memanen terong hasil panen Sekolah Peduli Inflasi SMPN 4 Kota Kediri.

KEDIRI (Lenteratoday) - Sekolah Peduli Inflasi yang digagas Kantor Perwakilan Kantor Bank Indonesia (KPwBI) Kediri-Pemkot Kediri menjadikan siswa jenjang SMP terlibat aktif dalam pengendalian inflasi dari sisi bahan komoditas program urban farming.

Seperti di SMPN 4 Kota Kediri, kegiatan Sekolah Peduli Inflasi memanfaatkan lahan di belakang sekolah. Di lahan itu, ditanami terong, bunga kol, labu siam, tomat, dan cabai. Dalam kompetisi Sekolah Peduli Inflasi ini, SMPN 4 Kota Kediri mendapatkan 50 bibit tanaman cabai besar, 50 bibit tanaman cabai rawit, dan 50 bibit tanaman tomat.

Pj Wali Kota Kediri Zanariah mengapresiasi penerapan dari Sekolah Peduli Inflasi. Tak hanya memberikan pemahaman mengenai inflasi, namun siswa-siswi juga memiliki keterampilan baru. Siswa-siswi dapat menghargai lingkungan, bercocok tanam, dan membuat olahan dari hasil panen untuk dijual.

"Selain mereka paham akan inflasi mereka jadi punya skill baru. Anak-anak bisa mempraktikkan tanam sayuran ini di rumah masing-masing, agar lahan pekarangan rumah lebih produktif guna memperkuat program urban farming kita,” ujarnya, Selasa (4/6/2024).

Ditambahkan, memang dalam mengendalikan inflasi ini membutuhkan kolaborasi semua pihak. Dalam mengendalikan inflasi melalui Operasi Pasar Murah (OPM) berkolaborasi dengan Bulog dan KPwBI.

Sementara perwakilan kader Adiwiyata SMPN 4 Kota Kediri, Alouna dan Uwais mengatakan dalam kegiatan urban farming semua siswa-siswi dilibatkan. Setiap hari Jumat siswa-siswi dari kelas VII dan VIII secara bergiliran diajarkan menanam.

"Jadi setiap hari Jumat ada kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Disitu kita diajarkan menanam sekaligus perawatan tanah dan pemeliharaan tanaman hingga pengolahan hasil panen. Bahkan kita juga diajarkan membuat kompos dan hasilnya untuk pupuk tanaman yang telah kita tanam," ujarnya.

Alouna dan Uwais menjelaskan hasil panen dari penanaman beberapa komoditas pangan tersebut juga telah dimanfaatkan. Ada yang dijual kepada Bapak Ibu guru, untuk kegiatan prakarya tata boga, dan juga diolah menjadi makanan untuk kegiatan kewirausahaan.

Hasil dari penjualan tersebut akan dibelikan bibit tanaman, untuk ditanam kembali. "Kita sudah pernah panen dan hasilnya dijual. Nanti dibelikan bibit lagi. Ada juga yang dimasak menjadi sambal terong hingga terong isi ayam dan dijual untuk praktik kewirausahaan. Bahkan terong yang ditanam sudah pernah panen hingga 10 kilogram," jelasnya.

Sementara dalam Sekolah Peduli Inflasi ini berkolaborasi dengan KPwBI. Di Mei 2024, inflasi Kota Kediri sebesar -0,20% atau deflasi. Komoditas penyumbang inflasi Mei 2024 adalah telur ayam ras, emas perhiasan dan sawi hijau. "Semua pihak harus terlibat mengendalikan inflasi ini. Alhamdulillah di Kota Kediri semua kompak," imbuhnya.

Di tempat terpisah, Kepala Bagian Perekonomian Tetuko Erwin mengungkapkan inflasi terjadi karena beberapa penyebab seperti peningkatan biaya produksi, dan terpenting karena peningkatan permintaan sehingga mengakibatkan kenaikan harga karena penawaran atau stok tidak dapat memenuhi.

Hal yang sama juga terjadi untuk komoditas cabai dan beberapa sayuran di Kota Kediri ini, dimana permintaan selalu meningkat di bulan tertentu menjelang hari besar atau perayaan keagamaan. Selain itu saat panen sedang sedikit, harga juga naik, karena itu TPID mengajarkan kepada anak-anak untuk menanam cabai. (*)

Reporter: Gatot Sunarko | Editor : Lutfiyu Handi

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.