19 April 2025

Get In Touch

Siswi SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun Diduga Meninggal Tidak Wajar, Keluarga Minta Keadilan

Agung Sugiyatno menunjukan photo keponakanya, GP semasa hidup.(foto/ist)
Agung Sugiyatno menunjukan photo keponakanya, GP semasa hidup.(foto/ist)

MADIUN (Lenteratoday) - Seorang siswi kelas 10 SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, Jawa Timur berinisial GP (16), diduga meninggal dunia tidak wajar pada, Rabu(12/6/2024). Setelah sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong.

Bagus Handono ayah kandung GP menceritakan jika awalnya pihak sekolah menghubungi jika putrinya sakit deman dan dirawat RSUD Kota Madiun, usai menjalani perawatan GP diperbolehkan pulang kerumahnya di Desa/ Kecamatan desa Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

“Informasi awal dari sekolah, pengasuhnya itu ngomong kalau anaknya panas kemudian dibawa ke IGD. Dari IGD kami minta hasil laboratorium nggak dikasih, karena infonya cuma panas. Terus saya bawa pulang,” kata Bagus, Senin(24/06/2024).

Sesampai dirumah kondisi putrinya semakin parah, orang tua pun berinisiatif membawanya ke puskesmas terdekat. Namun lantaran fasilitas yang tidak memadai, GP akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Widodo Ngawi dan langsung mendapatkan perawatan di ruang ICU karena GP sudah tidak sadar diri hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Atas kejadian tersebut, Bagus menyesalkan kenapa pihak sekolah tidak terbuka kepada orang tua. Karena informasi yang diberikan sangat minim, dan terkesan menutup nutupi kesehatan anaknya saat di sekolah.

"Sebelum demam anak saya sempat dibawa ke UKS, dengan keluhan sakit perut dan muntah-muntah. Muntahnya ini disampaikan guru BK-nya, memang kondisi muntahnya lain ada warna hijau namun tidak disampaikan kepihak keluarga” ujarnya.

Terlebih dua minggu sebelum anak ketiganya meninggal dunia, ia sempat pulang ke rumah dan kondisinya baik-baik saja tidak ada keluhan sakit. Berdasarkan riwayat kesehatanya, juga tidak ada penyakit organ dalam yang di derita.

“Pulang ke rumah dua minggu sebelum sakit. Nggak ada riwayat penyakit organ dalam, karena kan sebelum masuk sekolah ada tes kesehatan,” ungkap Bagus.

Atas kejadian ini pihak keluarga melalui paman GP, Agung Sugiyanto meminta pihak kepolisan untuk melakukan penyelidikan atas meningalnya keponakanya tersebut. Karena keluarga merasa ada yang janggal dengan kematian GP.

Sebelumya ungkap Agung, ibu GP pernah bercerita jika putrinya pernah medapatkan kekerasan disekolahnya.

“Mamanya sempat cerita, jika sempat dipukul. Kemudian mamanya ke sekolahan, kalau diulangi lagi mau dilaporkan,” ungkapnya.

Selain itu, saat ini banyak beredar berita di media sosial (medsos) jika meninggalnya GP diduga tidak wajar. Sehingga pihak keluarga meminta polisi untuk mengklarifikasi ungahan yang ada di medsos.

"Ya harapan kalau memang isu-isu dimedsos itu benar, ya kita mengharapkan pada aparat untuk melakukan penyelidikan. Kita hanya mencari kebenaran,” pintanya.

Sementara itu pihak kepolisian, melalui Kasat Reskrim Polres Madiun Kota, AKP Sujarno mengaku telah menerima informasi tersebut. Bahkan, Kapolres Madiun Kota, AKBP Agus Dwi Suryanto secara langsung memerintahkan Satrekrim untuk melakukan penyelidikan. Hasilnya, dari beberapa bukti yang didapat, GP murni meninggal akibat sakit yang dideritanya.

“Kita melangkah ke TKP, yakni rumah duka, sekolah, rumah sakit untuk mengkarifikasi kebenaran berita itu. Setelah kita klarifikasi dan rekam medis tidak ada tanda-tanda kekerasan dan murni si anak meninggal karena sakit,” ujarnya.

“Itu kita sampaikan ke orang tua, dan orang tua sudah bisa menerima. Berdasar rekam medis yang diberikan dokter ke keluarga, juga sama hasilnya,” jelas Sujarno.

Terpisah pihak sekolah SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun ketika coba dikonfirmasi mengenai berita ini melalui Wakasek Kesiswaan, Hendriyanto menjawab kalau dirinya tidak berwenang memberikan keterangan terkait hal tersebut.

"Silahkan langsung ke Bapak Agus (Kasek), karena saya tidak berwenang memberikan keterangan terkait itu," jawabnya ketika dihubungi.

Sedangkan Kepala Sekolah SMAN 3 Taruna Angkasa Madiun, Agus Supriyono ketika coba dikonfirmasi mengenai hal ini belum bisa dihubungi, saat ditelepon tidak tersambung.

Reporter: Wiwiet Eko Prasetyo/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.