
ManajemenMitsubishi Motors Corp di Jepang, mengatakan bahwa mereka merasakan langsungdampak virus corona yang berimbas pada penurunan permintaan dan kerugianoperasional.
Produsenmobil itu harus bersiap diri untuk kerugian 1,33 miliar dolar AS pada tahunfiskal yang berakhir Maret 2021. Mereka bersiap 'mengencangkan sabuk pengaman'berupa langkah efisiensi dengan merampingkan jumlah tenaga kerja dan produksidemi menghemat biaya 20 persen.
Reuters mewartakanbahwa masalah itu akan menjadi kerugian terbesar Mitsubishi sejak 2002.
"Untukmembuka jalan menuju pemulihan, prioritas utama semua eksekutif adalah berbagirasa krisis dengan karyawan dengan pengurangan biaya," kata ChiefExecutive Mitsubishi, Takeo Kato, Selasa (28/7/2020).
PandemiCovid-19 mengganggu penjualan Mitsubishi di China dan Asia Tenggara yangmenjadi salah satu pasar andalan mereka.
Sebagaibagian dari rencana restrukturisasi, Mitsubishi akan berhenti membuat modelSUV crossover Pajero pada tahun depan, serta menutup pabrik diJepang yang membuat kendaraan tersebut.
PembuatOutlander itu mengatakan akan mengurangi kehadirannya di pasar otomotif Eropadan Amerika Utara, namun akan semakin fokus pada pertumbuhan di Asia.
Rencanarestrukturisasi itu dirancang demi mengangkat laba operasional perusahaanmenjadi 50 miliar yen pada 2022/23 dan meningkatkan margin operasi menjadi 2,3persen dari -9,5 persen saat ini (Ant).