SURABAYA (Lenteratoday) – Komitmen mencerdaskan generasi muda kembali dibuktikan Anggota DPR RI, Puti Guntur Soekarno melalui inisiatif Sekolah Rakyat, program tersebut menyasar anak-anak di kawasan pinggiran Surabaya untuk memberikan akses pendidikan sekaligus keterampilan hidup.
Sekolah Rakyat yang diinisiasi oleh Puti Guntur Soekarno, cucu Presiden Pertama RI ini resmi diluncurkan oleh Tenaga Ahli DPR RI, Aliyudin. Dalam peresmiannya, ia menyampaikan bahwa program ini dirancang untuk menjawab tantangan keterbatasan akses pendidikan yang dihadapi anak-anak kurang mampu.
"Inisiatif ini lahir dari dorongan Mbak Puti, yang menginginkan relawan turun langsung membantu masyarakat. Sekolah Rakyat bukan hanya wadah belajar, tetapi juga tempat anak-anak mengembangkan keterampilan hidup," ungkap Aliyudin, Sabtu(28/12/2024).
Program tersebut melibatkan mahasiswa dari berbagai universitas di Surabaya, seperti Unair, Unesa, UPN, Untag Surabaya, dan UWKS. Para relawan mahasiswa memberikan bimbingan belajar yang mengintegrasikan konsep bermain dan pengembangan keterampilan lunak (soft skills), seperti public speaking dan dasar-dasar kewirausahaan.
Sementara itu, Ketua Sekolah Rakyat, Rusalle menjelaskan bahwa program ini telah menjangkau 10 wilayah pinggiran Surabaya. Relawan aktif memberikan pembelajaran interaktif, pendampingan, hingga kegiatan kreatif yang mendukung perkembangan anak-anak. Rusalle juga menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam menyumbangkan keahlian khusus mereka untuk mendukung pendidikan anak-anak kurang mampu.
"Dengan keahlian para relawan, mulai dari bisnis hingga seni, anak-anak tidak hanya belajar materi akademik, tetapi juga keterampilan yang bisa mereka manfaatkan di masa depan," terang Rusalle.
Selain mencerdaskan generasi muda, Sekolah Rakyat juga berupaya menekan angka buta huruf di Jawa Timur. Program ini menjadi wujud nyata kontribusi generasi muda dalam membangun pendidikan yang lebih inklusif.
Dengan dukungan relawan mahasiswa, Sekolah Rakyat diharapkan terus berkembang menjadi solusi berkelanjutan untuk pendidikan di wilayah pinggiran.
"Ini bukan sekadar program pendidikan, tetapi juga tonggak perubahan bagi masa depan anak-anak bangsa,” pungkas Rusalle.
Reporter: Pradhita/Editor: Ais
.jpg)
