
SURABAYA (Lentera) - Komisi C DPRD Jawa Timur kembali mempertanyakan komitmen Bank Jatim dalam menyelesaikan kasus dugaan kredit fiktif. Kekecewaan mencuat setelah jajaran direksi, komisaris, hingga panitia seleksi Bank Jatim tidak menghadiri rapat dengar pendapat yang telah dijadwalkan secara resmi.
Anggota Komisi C DPRD Jatim, Ahmat Athoillah menyebut ketidakhadiran tersebut sebagai bentuk ketidakseriusan dan ketidaksiapan Bank Jatim, dalam menyelesaikan masalah yang telah mencoreng citra lembaga keuangan milik daerah tersebut.
"Ini salah satu bukti, kalau mereka tidak kooperatif. Padahal, surat resmi sudah dilayangkan," ungkapnya, Jumat (9/5/2025).
Menurut pria yang akrab disapa Gus Atho, perkembangan kasus kredit fiktif di tubuh Bank Jatim justru terkesan dibiarkan tanpa upaya penyelesaian yang konkret.
"Belum ada angin positif terhadap perkembangan kasus kredit fiktif Bank Jatim, malah terkesan semakin keruh atau sengaja dilakukan pembiaran," ujarnya.
Gus Atho menegaskan bahwa kasus ini tidak bisa dianggap remeh, pihaknya mempertanyakan minimnya itikad baik dari direksi Bank Jatim untuk hadir dan memberikan penjelasan mengingat persoalan ini menyangkut langsung kepercayaan publik.
"Permasalahan ini merupakan masalah besar yang seharusnya tidak boleh dikesampingkan. Harus ada solusi agar tidak berkepanjangan. Kok tidak ada itikad baik dari jajaran direksi untuk menyelesaikan permasalahan ini?" tegasnya.
Politisi PKB itu bahkan mencurigai bahwa persoalan ini sudah terstruktur sejak awal, termasuk dalam proses seleksi pimpinan Bank Jatim oleh panitia seleksi.
"Hari ini panitia seleksi sedang menjalankan tugasnya. Personelnya masih sama dengan periode sebelumnya. Kalau sebelumnya pansel melahirkan pimpinan yang model begini, kenapa masih dipakai?" ujarnya.
Disisi lain, ia menyampaikan keresahan yang muncul di daerah pemilihan para anggota dewan akibat minimnya informasi dan penyelesaian terhadap skandal ini.
"Kami di DPRD yang hampir setiap hari bertemu masyarakat di Dapil, sudah sulit memberikan jawaban ketika ditanya tentang hal tersebut," katanya.
Karena itu, ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan pihak eksekutif untuk memperbaiki manajemen Bank Jatim. Jika tidak ada langkah konkret, DPRD Jatim siap mengambil langkah lanjutan.
"Jika ada niatan baik dari eksekutif untuk perbaikan Bank Jatim, kami juga akan mensosialisasikan kepada masyarakat agar tetap percaya dengan Bank Jatim. Tapi jika tidak, terpaksa kami akan bentuk Tim Pansus DPRD Jawa Timur," pungkasnya.
Reporter: Pradhita/Editor: Ais