08 June 2025

Get In Touch

Mentan Ungkap Dugaan Oknum Mafia Pangan Manipulasi Data Pasokan Beras

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. (foto:ist/dok.Ant)
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. (foto:ist/dok.Ant)

MAKASSAR (Lentera) - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman menduga ada upaya oknum mafia pangan yang hendak memanipulasi data pasokan beras, dengan mempermainkan situasi di tengah proses pemenuhan ketahanan dan swasembada pangan di Indonesia.

"Itu sementara diproses oleh Satuan Tugas (Satgas) Pangan, kami minta jangan mempermainkan nasib petani dan konsumen," ujar Mentan disela menyaksikan pemotongan hewan kurban Hari Raya Idul Adha 1446 di Makassar, Sulawesi Selatan seperti dirilis Antara, Jumat (6/6/2025).

 

Menurut dia, dari informasi internal ditemukan dugaan oknum-oknum tertentu yang berupaya mempengaruhi opini publik dengan mencoba memanipulasi data pasokan beras minim, padahal kenyataannya sangat melimpah.

 

"Sekarang beras kita banyak, tetapi ada yang coba-coba memainkan data, sehingga kelihatan beras kurang, ternyata lebih (melimpah)," tegas Amran. 

 

Mentan menyebut stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang saat ini dikelola oleh Perum Bulog mencapai 4 juta ton lebih, angka tertinggi yang pernah dicapai Indonesia dalam waktu 57 tahun terakhir.

 

Oleh karena itu, Amran yakin target swasembada beras yang semula ditargetkan terwujud pada tahun ke-4 pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dapat tercapai lebih cepat yaitu pada tahun ke-3.

 

Menyinggung adanya isu anomali cuaca yang dihembuskan oknum tersebut, menyebabkan pasokan beras berkurang. Amran menegaskan bahwa informasi itu tidak benar, setelah dilakukan pemeriksaan lebih jauh oleh tim Satgas Pangan.

 

"Setelah pemeriksaan, data sementara, kemarin yang kita dapatkan anomali itu tidak benar. Dan mereka meminta maaf ke Satgas Pangan. Saya katakan tidak! segera (proses) tindak lanjuti. Ini tidak boleh (dibiarkan), inilah kelakuan mereka selama ini (mafia pangan)," paparnya.

 

Meski demikian, Amran belum mau menyebut siapa saja oknum-oknum mafia pangan tersebut, yang ingin mengacaukan program ketahanan dan swasembada pangan yang telah dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

 

"Seandainya stok kita kurang, pasti jawabannya impor. Padahal bisa saja stok kita tidak kurang. Akhirnya kalau impor, petani yang terpukul dan mereka tidak berproduksi terus menerus. Jadi, jangan membuat lemah petani kita," tandasnya.

 

Saat ini Presiden Prabowo, lanjut Amran, telah memberikan kemudahan dengan menyalurkan bantuan pupuk bagi petani, membeli beras dan gabah dengan baik langsung ke petani. Oleh karena itu, ia kembali menegaskan, jangan menzolimi petani.

 

"Kalau negara mau kuat, ingat jumlah petani kita itu ratusan juta. Petani padi, pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan sekitar 150 juta orang. Nah, kalau ini kita perkuat, kami yakin republik ini kuat," ujarnya menyemangati.

 

Sebelumnya, Mentan juga menyebut adanya keanehan data stok beras di gudang beras Cipinang pada bulan Mei 2025. Dimana terdapat beras yang keluar hingga mencapai sekitar 11 ribu ton, angka itu melonjak signifikan bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

 

"Data dari Cipinang kita dapatkan ada yang abnormal. Tidak normal, yang biasanya keluar beras itu 1.000 ton sampai 3.500 ton per hari. Tetapi ada satu hari selama lima tahun, satu hari keluar 11.000 ton," ujarnya mempertanyakan.

 

Editor: Arief Sukaputra

 

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.