19 June 2025

Get In Touch

Google Bikin AI Ramal Badai Siklon Tropis

Ilustrasi prakiraan model AI baru milik Google buat deteksi badai siklon tropis. (Foto: Google DeepMind)
Ilustrasi prakiraan model AI baru milik Google buat deteksi badai siklon tropis. (Foto: Google DeepMind)

JAKARTA (Lentera) - Google tengah mengembangkan model kecerdasan buatan (AI) baru yang ditujukan untuk memprediksi potensi terbentuknya badai siklon tropis. Proyek ini dilakukan bersama Pusat Badai Nasional (NHC) Amerika Serikat untuk menguji sejauh mana ketepatan model tersebut dalam memproyeksikan cuaca ekstrem.

Model kecerdasan buatan terbaru buatan Google DeepMind dan Google Research kini bisa diakses melalui situs interaktif bernama Weather Lab. Melalui platform ini, pengguna dapat melihat bagaimana AI digunakan untuk memprediksi cuaca ekstrem dengan akurasi tinggi. 

Salah satu kemampuan unggul dari model ini adalah memperkirakan kapan badai akan mencapai kekuatan tertentu—sebuah terobosan penting dalam mitigasi bencana dan peringatan dini. 

Model ini dilatih menggunakan data cuaca dalam jumlah besar dan mampu menganalisis pola atmosfer secara mendalam untuk memberikan prediksi yang lebih cepat dibandingkan metode tradisional.

Model AI bisa menghasilkan 50 skenario yang mencakup potensi lintasan badai, ukuran dan intensitas badai hingga 15 hari sebelum terjadi. NHC bekerja sama dengan Google untuk mengevaluasi efektivitas model tersebut.

Model AI ini bertujuan untuk memperkuat prakiraan badai yang dikeluarkan NHC agar masyarakat dapat memperoleh peringatan yang lebih akurat. Prediksi ini berguna agar warga yang areanya punya potensi kena lintasan badai punya waktu untuk mengevakuasi diri.

"Kami berharap data ini dapat membantu meningkatkan prakiraan NHC dan memberikan peringatan dini dan lebih akurat untuk bahaya yang terkait dengan siklon tropis," tulis Google dalam laporannya.

Situs web interaktif Weather Lab memungkinkan orang melihat bagaimana model AI dibandingkan dengan model berbasis fisika ECMWF. Namun, Google menekankan bahwa situs web-nya saat ini baru bersifat alat penelitian alias masih dalam proses pengembangan sebelum bisa diandalkan publik.

Model deteksi siklon tropis Google ini dilatih berdasarkan data dari arsip ERA5 Eropa, yang mencakup ratusan juta pengamatan yang dikumpulkan oleh badan cuaca di seluruh dunia yang dikombinasikan dengan prediksi dari model cuaca tradisional.

Perusahaan tersebut juga menggunakan ERA5 untuk melatih model prediksi cuaca AI sebelumnya, GenCast. Model tersebut mengungguli salah satu model berbasis fisika terkemuka ECMWF sebanyak 97,2 persen, menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature pada bulan Desember 2024.

Perusahaan itu mengatakan pihaknya juga bekerja sama dengan Cooperative Institute for Research in the Atmosphere di Colorado State University dan peneliti lain di Inggris dan Jepang untuk meningkatkan model cuaca AI-nya, menurut laporan The Verge.

Model AI ini diposisikan sebagai instrumen pembantu teknik pengamatan cuaca yang sudah ada yakni pengamatan secara langsung dan sifatnya bukan untuk menggantikan cara lama.

Penyesuaian terhadap perubahan iklim juga akan bergantung pada kemampuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data baru tentang peristiwa cuaca yang semakin ekstrem dan tidak menentu.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.