
JAKARTA (Lentera) - Polri bekerja sama dengan Federal Bureau of Investigation (FBI), untuk mengusut e-mail atau surat elektronik berisi ancaman bom kepada Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV-5276 yang membawa rombongan haji.
“Ya, kami tentunya bekerja sama dengan FBI,” ujar Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta merilis Antara, Sabtu (21/6/2025).
Kapolri menjelaskan bahwa koordinasi tersebut juga membahas mengenai wilayah hukum, untuk penanganan kasus tersebut.
“Ini masuk wilayah hukum Indonesia, ataukah masih luar. Itu semuanya sedang kami lakukan pendalaman lebih lanjut,” jelasnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan hal senada dengan Kapolri.
“Dari e-mail, kami akan melihat apakah ada ancaman potensi dari dalam negeri, atau dari luar negeri,” kata Mayndra kepada jurnalis di Jakarta, Rabu (18/6/2025).
Ia mengatakan bahwa pendalaman tersebut dilakukan, untuk mengetahui identitas pelaku yang diduga merupakan warga negara asing (WNA). Densus 88 juga berkoordinasi dengan otoritas Arab Saudi, terkait peristiwa ini lantaran objek yang mendapatkan ancaman merupakan aset negara tersebut.
Seperti diberitakan, pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV-5276 mendapat ancaman bom dikirimkan oleh orang tidak dikenal melalui surat elektronik pada, Selasa (17/6/2025) pukul 07.30 WIB.
Surat elektronik ini berisi akan meledakkan pesawat dengan nomor registrasi HZ-AK32 rute Jeddah-Jakarta (Bandar Udara Soekarno-Hatta), yang membawa sebanyak 442 haji Kloter 12 Debarkasi Jakarta-Bekasi.
Akhirnya, pilot pesawat Saudia Airlines memutuskan mengalihkan penerbangan dengan melakukan pendaratan darurat ke Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, pukul 10.44 WIB.
Editor: Arief Sukaputra