
YOGYAKARTA (Lentera) - Dosen Teknik Elektro-Medis Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Erika Loniza menciptakan sarung tangan terapi relaksasi, untuk membantu meredakan kecemasan pada remaja.
Erika mengatakan ide pembuatan sarung tangan itu muncul dari obrolan dengan seorang perawat, yang menyebut banyak anak sekolah mengalami kecemasan akibat perundungan (bullying).
"Dari situ saya mencoba menerjemahkan kebutuhan itu menjadi sebuah alat sebagai seorang 'engineer'," ujarnya dalam keterangannya di Yogyakarta dirilis Antara, Kamis (4/9/2025).
Sarung tangan karya Erika telah memperoleh paten sederhana dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), dengan nomor IDS000009801 pada 10 Februari 2025.
Menurutnya, fitur yang ditanamkan meliputi sensor denyut nadi untuk memantau detak jantung, saklar audio yang memicu perintah relaksasi, serta afirmasi positif seperti "kamu anak hebat", dan diffuser aroma terapi.
"Kalau sarung tangannya biasa, kami beli. Tapi kami modifikasi dengan komponen tambahan sesuai kebutuhan terapi," jelasnya.
Prototipe alat tersebut, telah diuji coba pada sejumlah siswa di sebuah sekolah di Surakarta. Hasilnya menunjukkan peningkatan ketenangan signifikan.
"Ada siswa yang bilang setelah memakai sarung tangan ini, pikirannya jadi lebih rileks dan kecemasannya berkurang. Itu motivasi saya untuk terus mengembangkan," ujarnya.
Erika menyebut inovasi ini tengah diarahkan menuju hilirisasi, dengan harga proyeksi sekitar Rp1 juta.
"Kami sedang berproses ke arah produksi. Jika dikomersialkan, harganya masih kompetitif untuk alat terapi. Tapi tentu masih harus dikembangkan lagi. 'Why not' untuk dikomersialkan," paparnya.
Ke depan, Erika berencana memperluas fungsi sarung tangan ini untuk membantu penderita gangguan tidur, rendah percaya diri, hingga masalah kesehatan mental lainnya.
"Harapannya, alat ini bisa benar-benar membantu psikolog, psikiater, maupun guru BK dalam menangani kasus kesehatan mental, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia," imbuh Erika.
Editor: Arief Sukaputra