30 October 2025

Get In Touch

Akademisi UB: Pembangunan Jalan Tembus Griya Shanta-Candi Panggung jadi Kebutuhan Kota Besar

Jalan Candi Panggung Kota Malang, Senin (27/10/2025). (Santi/Lentera)
Jalan Candi Panggung Kota Malang, Senin (27/10/2025). (Santi/Lentera)

MALANG (Lentera) - Akademisi Universitas Brawijaya (UB) Prof. Mangku Purnomo menilai pembangunan jalan-jalan tembus di Kota Malang merupakan kebutuhan mendesak bagi kota-kota besar, dengan kepadatan arus lalu lintas yang tinggi. Termasuk rencana pembangunan jalan tembus antara wilayah RW 12 dan RW 9 Kelurahan Mojolangu, Perumahan Griya Santa dan Jalan Candi Panggung.

Menurut Prof. Mangku, pembangunan jalan tembus menjadi langkah penting untuk memperkuat konektivitas antar kawasan dan mendorong mobilitas warga.

"Kalau Malang mau jadi kota maju, maka konektivitasnya harus dibuka. Mobilitas orang jadi lebih mudah, ekonomi juga tumbuh. Jalan tembus itu bukan sekadar proyek, tapi kebutuhan kota besar," ujar Prof. Mangku, Senin (27/10/2025).

Salah satu rencana pembangunan yang dimaksud, yakni pembukaan akses penghubung antar kawasan perumahan di wilayah Jalan Simpang Candi Panggung hingga perum Griya Shanta. Dalam perencanaan tersebut, jalur baru akan dibangun melintas antara RW 12 dan RW 9 Kelurahan Mojolangu.

Prof. Mangku mencontohkan, jalur yang menghubungkan Jalan Candi Panggung, Simpang Candi Panggung, hingga kawasan Vinolia, kini sudah mulai dibuka. Nantinya, jalur tersebut akan tembus hingga ke sisi belakang Perumahan Griya Santa.

"Kalau akses itu dibuka, bisa mengurangi beban lalu lintas di jalur utama seperti Suhat dan Dinoyo. Bahkan idealnya nanti bisa terkoneksi sampai ke Polinema. Ini bentuk perencanaan kota yang visioner," tuturnya.

Meski demikian, Prof. Mangku menekankan pentingnya dialog antara pemerintah, pengembang, dan masyarakat. Ia menyebut, pembukaan jalan tembus kerap menimbulkan perbedaan pandangan di kalangan warga, terutama di kawasan perumahan.

"Masalahnya sering di situ. Ada perumahan yang tidak ingin jalannya dilalui orang luar, padahal mereka juga melewati jalan umum di perumahan lain. Kalau semua ditutup, ya nggak mungkin. Harus ada kesepahaman bersama," katanya.

Dari sisi ekonomi, menurutnya, pembangunan jalan tembus justru membawa manfaat bagi warga sekitar. Akses yang lebih terbuka dapat meningkatkan nilai properti dan mendorong aktivitas ekonomi di lingkungan setempat.

"Kalau saya pribadi malah senang kalau rumah saya dilewati jalan umum. Artinya nilai tanah naik, usaha juga lebih hidup. Ini bukan kerugian, tapi peluang ekonomi," tambahnya.

Lebih lanjut, Prof. Mangku menegaskan, pembangunan jalan penghubung perlu dipandang sebagai bagian dari strategi besar dalam menjadikan Kota Malang sebagai kota metropolitan. Oleh karena itu, ia berharap kebijakan pembangunan infrastruktur tidak terhambat oleh kepentingan kelompok.

"Pembangunan jalan tembus itu kebutuhan kota. Tapi tetap harus dibarengi dialog dengan masyarakat agar semua pihak merasa diuntungkan," pungkas Prof. Mangku.

Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.