11 November 2025

Get In Touch

Zohran Mamdani Langsung Senggol Trump usai Menang Pemilihan Wali Kota New York

ARSIP: Zohran Mamdani ketika berkampanye di Queens, New York City, Amerika Serikat, 1 November 2025. Zohran resmi memenangi pemilihan Wali Kota New York pada Selasa (4/11/2025) (GETTY IMAGES)
ARSIP: Zohran Mamdani ketika berkampanye di Queens, New York City, Amerika Serikat, 1 November 2025. Zohran resmi memenangi pemilihan Wali Kota New York pada Selasa (4/11/2025) (GETTY IMAGES)

NEW YORK CITY (Lentera) -Zohran Mamdani langsung "menyenggol" Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam pidato kemenangannya usai menang pemilihan Wali Kota New York City, Selasa (4/11/2025) waktu setempat.

Mamdani mengatakan, kemenangannya bukan sekadar pergantian kepemimpinan, tetapi simbol perlawanan politik terhadap Trump, sebagaimana dilansir AFP.

"Jika ada kota yang bisa menunjukkan kepada bangsa yang dikhianati oleh Donald Trump bagaimana cara mengalahkannya, maka itu adalah kota yang melahirkannya," ujar Mamdani di hadapan ribuan pendukung yang bersorak di Brooklyn.

"Donald Trump, karena saya tahu Anda sedang menonton, saya punya empat kata untuk Anda: keraskan volumenya," ujar Mamdani.

Massa pun lantas mengeluarkan sorak sorai yang paling memekakkan telinga, sebagaimana dilansir BBC.

"Untuk mencapai salah satu dari kami, kamu harus melewati kami semua," tegas Mamdani.

Politisi muda berusia 34 tahun itu menekankan bahwa kemenangannya adalah bukti bahwa politik progresif dan inklusif bisa menang melawan ketakutan serta kebencian.

"Di masa kegelapan politik ini, New York akan menjadi terang," seru Mamdani.

Kemenangan Mamdani juga menjadi pukulan politik bagi Trump. Pasalnya, selama kampanye pemilihan Wali Kota New York City, Trump secara terbuka menyerang latar belakang dan kebijakan Mamdani. 

Sang presiden bahkan menyebutnya Mamdani sebagai pembenci Yahudi dan mengancam akan membekukan dana federal untuk New York City jika Mamdani menang.

Namun, serangan itu justru memperkuat solidaritas di kalangan pemilih muda, progresif, dan minoritas yang merasa terpinggirkan oleh kebijakan Gedung Putih.

"Kita menang bukan karena kebencian, tapi karena harapan. Dan malam ini, New York menunjukkan bahwa cinta lebih kuat daripada ketakutan," ujar Mamdani, dikutip dari Kompas.

Dalam pidato berdurasi hampir 20 menit itu, Mamdani juga menyoroti visi kepemimpinannya untuk menjadikan New York sebagai kota yang berpihak pada rakyat biasa.

"Kebesaran kota ini tidak akan lagi diukur dari gedung pencakar langit, tetapi dari seberapa layak hidup warganya," ujar Mamdani.

Dia berjanji untuk menekan biaya hidup, menghadirkan transportasi bus gratis, layanan penitipan anak terjangkau, dan toko bahan pokok yang dikelola pemerintah kota.

Mamdani, yang lahir dari keluarga imigran asal India dan Uganda, juga akan menjadi muslim pertama yang memimpin kota terbesar di AS tersebut.

Antusiasme di Brooklyn

Sorak-sorai menggema di tempat pemantauan hasil pemilihan yang digelar di sebuah aula konser bersejarah di Brooklyn. 

Para pendukung melambaikan poster bertuliskan "New York Defeats Trumpism" atau "New York Mengalahkan Trumpisme".

Bagi mereka, kemenangan Mamdani bukan hanya kemenangan politik, tetapi kemenangan moral dan identitas kota yang bangga dengan keragamannya.

"Zohran menunjukkan kepada dunia bahwa New York tetap menjadi kota yang menolak kebencian dan menegaskan kemanusiaan," kata salah satu pendukungnya, Sarah Khan, usai pidato kemenangan.

Dengan kemenangan ini, Mamdani akan dilantik pada Januari 2026 sekaligus menandai babak baru politik New York City.

Wali Kota New York Wali kota muslim pertama New York City

Mamdani menggamit hasil yang telak dan akan menjadi wali kota muslim pertama dalam sejarah kota berusia lebih dari 400 tahun tersebut. 

Dengan lebih dari 97 persen suara masuk, Mamdani meraih 1.030.000 suara, atau 50,4 persen dari total suara sah. Jumlah suara tersevut lebih banyak daripada seluruh kandidat lain jika digabungkan sekalipun. 

Rival utamanya, mantan Gubernur New York Andrew Cuomo, berada di posisi kedua dengan 41,6 persen. Sementara kandidat dari Partai Republik Curtis Sliwa meraih 7,1 persen suara.

"Kemenangan ini tegas dan menentukan," tulis New York Times dalam laporan awal hasil penghitungan suara (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lentera Today.
Lentera Today.